Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Para ilmuwan planet asal Perancis dari Universitas Côte d'Azur dan Institut Mekanika Langit dan Perhitungan Efemerida baru-baru ini membangun model komposisi internal Bulan berdasarkan data misi, dan mengungkapkan temuan yang cukup mengejutkan. Temuan baru mengungkapkan bahwa inti Bulan terdiri dari 'jantung' besi padat yang mirip dengan kerja internal Bumi.
Untuk mencapai kesimpulan tersebut, para peneliti mengumpulkan dan mensintesis pengamatan dari sejumlah misi lunar yang meneliti medan gravitasi, komposisi permukaan, topografi, dan pola gerak orbital sekitar Bumi. Para peneliti kemudian memodelkan berbagai variasi struktur internal Bulan, membandingkan hasil dengan data observasional yang telah dikumpulkan selama misi Apollo.
Menurut laporan dari Sputnik News, para peneliti menemukan bahwa pengamatan mendukung keyakinan yang sudah ditetapkan sebelumnya bahwa dalam evolusi Bulan, komponen yang lebih padat tenggelam ke pusatnya dan yang lebih ringan mengapung ke atas mantel satelit. Dipercayai bahwa penentuan ini dapat menjelaskan bagaimana jejak elemen Bumi yang langka ditemukan di permukaan Bulan.
Struktur ini menyerupai interior Bumi, tetapi inti padat satelit terdiri dari logam dengan densitas yang dekat dengan besi. Para peneliti memperkirakan radius inti luar menjadi 362 kilometer (km) dan inti dalam menjadi 258 km ± 40 km, yang merupakan sekitar 15% dari radius satelit. Studi sebelumnya sudah menetapkan keberadaan inti cair, tetapi teori bahwa ada inti padat memiliki sedikit bukti, terutama karena ukurannya yang kecil.
Baca Juga
Para ilmuwan percaya bahwa Bulan muncul sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, terbentuk dari fragmen yang terlempar ke angkasa setelah Bumi bertabrakan dengan Teia - sebuah planet hipotetis seukuran Mars. Di orbit, fragmen ini dengan cepat bergabung dan membentuk sebuah objek langit baru yang perlahan mendingin menjadi satelit.
Terkini
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
- Status Pandemi Covid-19 Dicabut, Ini Perbedaan Pandemi dan Endemi
- Digandrungi Artis, Ini 5 Efek Samping Operasi Bariatrik
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra, Kapan Terjadi Tahun 2023 Ini?
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?