Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat (AS) telah memasukkan beberapa perusahaan Tiongkok ke dalam daftar hitam dengan alasan "keamanan nasional".
Dari waktu ke waktu, otoritas Tiongkok menentang larangan tersebut, tetapi hal itu tidak mengubah apa pun.
Baru-baru ini, Tiongkok melarang Micron, pembuat semikonduktor terbesar AS, untuk berbisnis dengan merek-merek Tiongkok dengan alasan "risiko keamanan nasional".
Dilansir dari Gizchina, AS telah melarang merek-merek Tiongkok seperti Huawei dan ZTE dengan alasan yang sama, yaitu "risiko keamanan nasional".
Baca Juga
Secara umum, alasan pelarangan ini tidak melampaui "risiko keamanan nasional". AS menunjukkan alasan keamanan nasional untuk melarang perusahaan Tiongkok, dan Tiongkok sekarang melakukan hal yang sama dengan melarang Micron.
Pelarangan terhadap Micron telah membuat tekanan pada pemerintahan Biden untuk merespons daftar hitam Beijing terhadap Micron Technology.
Menteri Perdagangan, Gina Raimondo, menyatakan bahwa Amerika Serikat "tidak akan mentolerir" larangan efektif Tiongkok terhadap pembelian chip memori Micron Technology.
Ia mengklaim bahwa mereka bekerja sama dengan sekutu untuk mengatasi "penekanan ekonomi" semacam itu. Raimondo juga mengatakan bahwa AS "dengan tegas menentang" tindakan Tiongkok terhadap Micron dan melihatnya sebagai bentuk penekanan ekonomi yang sederhana.
Para anggota parlemen AS mendorong Washington untuk memberikan respons balik terhadap Tiongkok atas keputusannya untuk melarang chip memori Micron Technology.
Sebelumnya, AS telah melarang ekspor ke Tiongkok chip berkualitas tinggi dan teknologi untuk membuatnya.
Raimondo dan rekan sejawatnya dari Tiongkok bertemu pada 26 Mei 2023 untuk membahas masalah ini, dan Raimondo mengulangi bahwa Washington melihat larangan ini sebagai bentuk penekanan ekonomi dan tidak akan mentolerirnya.
Terkini
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
- Status Pandemi Covid-19 Dicabut, Ini Perbedaan Pandemi dan Endemi
- Digandrungi Artis, Ini 5 Efek Samping Operasi Bariatrik
Berita Terkait
-
Benarkah Android Lebih Ribet Dibanding iOS? Riset Menunjukkan Sebaliknya
-
Lagi Merebak di AS, Narkoba Zombie Ini Bikin Busuk Jaringan
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
Bermodal Pistol Nintendo Jadul, Orang Ini Sukses Merampok Toko tetapi Akhirnya Diringkus
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Hasil Menko Luhut ke China, Mobil Listrik BYD akan Investasi ke Indonesia
-
Serangan Balik, Kini Giliran China yang Ngeblacklist Perusahaan Chip Amerika
-
Walau Dibenci Pemerintah AS, Warga Amerika Rupanya Banyak yang Pro TikTok
-
Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?