Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan : Senin, 21 Januari 2019 | 08:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Produsen drone terbesar di Dunia, DJI Technology Co Ltd, tengah mengalami kerugian besar. Hal ini karena skandal korupsi karyawannya.

Karyawan perusahaan asal China ini dilaporkan telah melakukan skandal korupsi secara massal.

Seperti yang beritakan Reuters pada Minggu (20/1/2019), kerugian yang dialami perusahaan ditaksir mencapai USD 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun.

Skandal korupsi besar-besaran ini mulai terungkap saat DJI pusat yang berbasis di Shenzhen, China, melakukan inspeksi untuk pengecekan kualitas (quality control) di tahun 2018.

''DJI tegas mengutuk setiap bentuk korupsi dan telah membuat satgas anti korupsi tingkat tinggi untuk investigasi lebih lanjut dan memperkuat upaya anti korupsi,'' tulis perwakilan DJI.

DJI Mavic 2 Pro. (DJI)

''Beberapa kasus korupsi ini telah diserahan kepada otoritas dan sebagian karyawan telah diberhentikan,'' imbuhnya.

Ironisnya, kasus skandal korupsi yang menimpa DJI terlihat sangat terstruktur karena dilakukan secara berjamaah oleh karyawaanya.

Menurut laporan Securities Journal dari China bahkan mencatat sedikitnya ada 40 karyawan DJI yang sedang diselidiki terkait korupsi tersebut.

DJI Phantom 4 Pro vs DJI Mavic. (T3.com)

Sebagai informasi, DJI sendiri mempekerjakan lebih dari 12 ribu karyawan di seluruh dunia sampai akhir tahun 2018.

Jumlah tersebut juga diperkirakan bakal bertambah lagi hingga lebih dari 14 ribu sampai akhir tahun 2019 ini.

Sementara itu, kasus skandal korupsi karyawan di perusahaan asal China bukan hanya dialami DJI.

Pada awal Januari lalu, perusahaan taksi online Didi Chuxing juga mengumumkan dirumahkannya 80 pegawai mereka karena terbukti terlibat dalam kasus korupsi di perusahaan tersebut.

Akankah skandal korupsi karyawan ini berimbas pada kelangsungan hidup produsen drone DJI ini? (Suara.com/Tivan Rahmat).

BACA SELANJUTNYA

Sanksi AS Tidak Banyak Berdampak pada Industri Semikonduktor di China