Kamis, 18 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 14 Oktober 2019 | 18:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Petinggi Huawei bersikap optimis dalam melakukan penargetan terkait dengan sistem operasi terbaru milik perusahaan, HarmonyOS. Setelah mendapatkan sanksi dari pemerintah AS, beberapa analis skeptis terhadap pengembangan Huawei apabila tidak bekerja sama dengan Google.

Pada awal tahun 2019, Departemen Perdagangan Amerika Serikat memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perusahaan.

Pemerintah AS menuduh dan mengklaim bahwa Huawei memasang "backdoor" pada peralatan jaringannya sehingga bisa menimbulkan ancaman keamanan nasional Amerika Serikat.

Setelah masuk daftar hitam, Huawei tidak lagi diizinkan bekerja sama dengan Google.

Itu menyebabkan di masa depan, perangkat Huawei tidak akan mendukung Google Play Service.

Ren Zhengfei sebagai CEO Huawei percaya bahwa HarmonyOS dapat melesat dalam 2 tahun ke depan. (YouTube_CNBC)

Beberapa minggu setelah larangan diberlakukan, terungkap bahwa Huawei telah bekerja dengan OS rahasia sejak tahun 2012.

Sistem operasi itu sekarang telah diluncurkan pada tahun 2019 dan disebut sebagai HarmonyOS.

Dikutip dari Gizmochina, dalam pernyataan terbarunya, CEO Huawei, Ren Zhengfei menjelaskan bahwa mereka sangat optimis dalam mengembangkan HarmonyOS.

Bahkan ia berencana menjadikan HarmonyOS dapat bersaing dengan sistem operasi populer lainnya seperti iOS dalam jangka waktu 2 tahun.

Ia juga menambahkan bahwa dalam rangka mengejar sistem operasi top seperti iOS, mereka akan bekerja keras dan memasang target baru.

"Saya pikir target kami (mengejar dan bersaing dengan iOS) akan membutuhkan waktu kurang dari dua atau tiga tahun. Sejak saya menjadi bagian dari pimpinan perusahaan, saya perlu menjadi sedikit konservatif ketika membahas timeline perusahaan. Meskipun, saya mungkin akan menambah tekanan yang banyak pada staf kami," kata Zhengfei dalam pernyataannya.

Meskipun diperkirakan berpotensi kehilangan puluhan miliar dolar AS atau ratusan triliun rupiah karena sanksi dari pemerintah AS, kinerja keuangan Huawei justru tumbuh positif pada tahun 2019.

Pada semester pertama 2019, Huawei berhasil mencetak pendapatan sebesar 58,3 miliar dolar AS atau Rp 823 triliun, meningkat sebesar 23,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2018.

Meski dilarang oleh pemerintah AS, Huawei menegaskan bahwa mereka masih membuka peluang kerja sama dengan Google dalam jangka panjang.

BACA SELANJUTNYA

Huawei MateBook D 14, Laptop Premium Bobot Ringan dan Performa Kencang