Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Petinggi Huawei bersikap optimis dalam melakukan penargetan terkait dengan sistem operasi terbaru milik perusahaan, HarmonyOS. Setelah mendapatkan sanksi dari pemerintah AS, beberapa analis skeptis terhadap pengembangan Huawei apabila tidak bekerja sama dengan Google.
Pada awal tahun 2019, Departemen Perdagangan Amerika Serikat memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perusahaan.
Pemerintah AS menuduh dan mengklaim bahwa Huawei memasang "backdoor" pada peralatan jaringannya sehingga bisa menimbulkan ancaman keamanan nasional Amerika Serikat.
Setelah masuk daftar hitam, Huawei tidak lagi diizinkan bekerja sama dengan Google.
Baca Juga
Itu menyebabkan di masa depan, perangkat Huawei tidak akan mendukung Google Play Service.
Beberapa minggu setelah larangan diberlakukan, terungkap bahwa Huawei telah bekerja dengan OS rahasia sejak tahun 2012.
Sistem operasi itu sekarang telah diluncurkan pada tahun 2019 dan disebut sebagai HarmonyOS.
Dikutip dari Gizmochina, dalam pernyataan terbarunya, CEO Huawei, Ren Zhengfei menjelaskan bahwa mereka sangat optimis dalam mengembangkan HarmonyOS.
Bahkan ia berencana menjadikan HarmonyOS dapat bersaing dengan sistem operasi populer lainnya seperti iOS dalam jangka waktu 2 tahun.
Ia juga menambahkan bahwa dalam rangka mengejar sistem operasi top seperti iOS, mereka akan bekerja keras dan memasang target baru.
"Saya pikir target kami (mengejar dan bersaing dengan iOS) akan membutuhkan waktu kurang dari dua atau tiga tahun. Sejak saya menjadi bagian dari pimpinan perusahaan, saya perlu menjadi sedikit konservatif ketika membahas timeline perusahaan. Meskipun, saya mungkin akan menambah tekanan yang banyak pada staf kami," kata Zhengfei dalam pernyataannya.
Meskipun diperkirakan berpotensi kehilangan puluhan miliar dolar AS atau ratusan triliun rupiah karena sanksi dari pemerintah AS, kinerja keuangan Huawei justru tumbuh positif pada tahun 2019.
Pada semester pertama 2019, Huawei berhasil mencetak pendapatan sebesar 58,3 miliar dolar AS atau Rp 823 triliun, meningkat sebesar 23,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2018.
Meski dilarang oleh pemerintah AS, Huawei menegaskan bahwa mereka masih membuka peluang kerja sama dengan Google dalam jangka panjang.
Tag
Terkini
- Software Update Samsung Galaxy Tab S9 Series, Hadirkan Galaxy AI
- Perjalanan Mudik Seru Bersama Vivo V30 Series
- Fitur Kamera Realme 12 5G untuk Abadikan Momen di Hari Raya Idul Fitri 2024
- FUJIFILM Resmi Meluncurkan INSTAX mini 99TM, Kamera Instan Analog Kelas Premium
- Penjualan Perdana, Lebih dari 3.000 Unit Xiaomi 14 Ludes dalam Sehari
- Tips Mudik Asyik dengan HP Rp 1 Jutaan ala POCO
- Xiaomi 14 dan Jajaran Wearables Terbaru Resmi Dipasarkan
- Bersama Xiaomi 14, Dihadirkan Juga Xiaomi Watch S3, Xiaomi Watch 2, dan Xiaomi Smart Band 8 Pro di Indonesia
- Dibekali HyperOS dan Optik Leica Generasi Terbaru, Xiaomi 14 Akhirnya Rilis Resmi di Indonesia
- Galaxy AI Segera Hadir di Samsung Galaxy Z Flip5 dan Galaxy Z Fold5
Berita Terkait
-
Huawei MateBook D 14, Laptop Premium Bobot Ringan dan Performa Kencang
-
Huawei MatePad 11.5 PaperMatte Edition Resmi Rilis di Indonesia, Cek Berapa Harganya
-
Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
-
Resmi Rilis ke Indonesia, Cek Apa yang Ditawarkan Huawei FreeBuds Pro 3
-
Huawei MateBook D 16 Terbari Hadir Resmi di Indonesia, Layar Besar namun Ringan
-
Huawei Watch Fit SE Resmi Hadir di Indonesia, Cek Berapa Harganya?
-
Huawei MatePad 11 PaperMatte Edition, Hadir dengan Layar Bertekstur Serasa Kertas
-
Huawei Watch GT 4 Resmi Dipasarkan di Indonesia, Cek Berapa Harga Smartwatch Ini
-
Huawei Watch GT 4 Rilis di Indonesia, Smartwatch Berdesain Elegan
-
Huawei MatePad 11.5 Resmi Rilis di Indonesia, Tablet Rasa Laptop