Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 12 Februari 2020 | 17:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Teknologi Virtual Reality (VR) telah merambah berbagai bidang, termasuk dalam belajar mengajar. Karena itu, Indonesia telah menyiapkan diri dalam pemanfaatan teknologi VR ini dalam pendidikan.

Menurut penelitian yang dilakukan di Jepang, belajar dengan menggunakan VR dapat meningkatkan konsentrasi siswa hingga 6 kali lipat dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Warwick di Inggris.

Penggunaan teknologi VR dalam kelas, mampu meningkatkan ingatan siswa hingga lebih dari 30 persen.

Namun, perlu diakui jika penggunaan teknologi VR di Indonesia masih memiliki tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah di negara berkembang, khususnya Indonesia. Tantangan paling utama adalah masalah konten pengajaran dan kesiapan guru.

Sampai saat ini, belum banyak konten bahan ajar berbasis VR karena mayoritas guru belum mempunyai skill coding serta perangkat keras yang memadai untuk membuatnya.

Menjawab tantangan ini, sekelompok anak muda yang berasal dari perusahaan pengembang konten Virtual Reality Shinta VR, menciptakan sebuah solusi platform perangkat lunak berbasis cloud-computing bernama Millealab.

"Millealab sangat mudah digunakan, hanya dengan drag and drop serta memilih interaksi yang ingin dipasang di VR, guru dapat dengan cepat membuat konten sendiri. Selain itu, guru juga dapat merancang kuis dengan VR yang hasilnya dapat dengan mudah diketahui secara realtime," kata Andes Rizky, selaku Managing Director Millealab dan juga ketua Asosiasi VR Indonesia (INVRA) melalui keterangan resminya.

Ilustrasi teknologi virtual reality. (Pixabay)

Menurutnya, platform ini dapat membantu guru membuat konten bahan ajar VR mereka sendiri tanpa harus coding dan memakai computer yang canggih.

Sampai saat ini, Millealab telah diakses oleh lebih dari 350 sekolah dan melatih lebih dari 1200 guru di Indonesia melalui serangkaian program roadshow dan MOOC yang dilakukan bersama South East Asia Ministers of Education Organization Open Learning Centre (SEAMOLEC) serta Ikatan Guru Indonesia sejak Mei 2019.

Millealab telah berhasil membuktikan bahwa guru dapat dengan mudah membuat konten bahan ajar VR. Para guru hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk belajar hingga dapat membuat konten VR mereka sendiri.

Menariknya, Millealab menyelenggarakan kompetisi yang dapat diikuti oleh semua guru di seluruh Indonesia dengan tajuk "Kompetisi 1000 Guru Pionir VR Indonesia", yang akan dilaksanakan sepanjang tahun dan dibagi ke dalam dua periode.

Periode pertama pendaftarannya dibuka mulai 20 Januari hingga 20 Februari 2020. Team yang mengikuti kompetisi ini terdiri dari dua guru dan satu murid untuk satu sekolah.

Millealab membantu guru membuat konten bahan ajar VR mereka sendiri. [Millealab]

Setelah para guru mendaftar, mereka akan dibimbing melalui MOOC selama sebulan dan team harus mengujicobakan konten VR mereka ke dalam kelas target sehingga menghasilkan essay dan presentasi yang berbasis pembelajaran HOTS (High Order Thinking Skill).

"Dengan kompetisi ini, kami harapkan dapat mencetak 1000 guru ahli VR yang menjadi pionir bagi perkembangan pendidikan Indonesia. Saya yakin guru-guru dapat mempunyai daya saing tinggi dan menerapkan metode efektif yang cocok bagi cara belajar generasi Z," pungkas Andes.

Pendaftaran Kompetisi 1000 Guru Pionir VR periode satu akan dilaksanakan Januari-April 2020 dan periode dua direncanakan pada bulan Juli-Oktober 2020.

Informasi lebih lengkap dapat diakses melalui laman website atau instagram Millealab. Kompetisi ini pun akan menggandeng banyak pihak yang mempunyai kepedulian atas kemajuan pendidikan di Indonesia. (Suara.com/ Dythia Novianty).

BACA SELANJUTNYA

Viral Guru Muslim di Sekolah Katolik Dapat Hadiah Lebaran dari Muridnya, Netizen Auto Salut