Kamis, 25 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Jum'at, 16 Desember 2022 | 19:54 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Kekacauan meletus di pabrik besar pemasok Apple Foxconn di Zhengzhou China bulan lalu ketika para pekerja, yang marah dengan karantina COVID-19 dan upah yang tidak dibayar, membuat buruh berkelahi dengan petugas keamanan.

Dilansir dari Al Jazeera, protes yang belum pernah terjadi sebelumnya di "iPhone City" telah menyebabkan tertundanya produksi yang signifikan untuk model iPhone terbaru pada akhir tahun.

Padahal momen ini biasanya jadi musim penjualan tersibuk Apple. Hal ini membahayakan pertumbuhan 14 kuartal beruntunnya.

Bagi Apple, yang memproduksi sekitar 90 persen produknya di China, tidak ada obat yang mudah.

"Ini tidak dapat diperbaiki dalam jangka pendek, Anda tidak dapat membangun kota-kota iPhone dengan mudah di bagian lain Asia," kata Shehzad Qazi, direktur pelaksana konsultasi China Beige Book, kepada Al Jazeera.

"Rantai pasokan perusahaan seperti Apple sangat rentan karena mereka terkonsentrasi hampir secara eksklusif di China," tambah Qazi.

Apple mempercepat rencana untuk memiliki lebih banyak produk barunya yang dibuat di tempat lain, terutama di Vietnam dan India.

Pada bulan September, Apple mengumumkan telah mulai memproduksi iPhone 14 andalannya di India, di mana ia telah merakit model-model lama sejak 2017.

Tren tersebut telah menimbulkan spekulasi bahwa mungkin investasi Apple di China telah mencapai babak akhir.

Namun, meskipun produksi bergeser, kehadiran Apple yang mengakar kuat di negara itu, di mana setidaknya 95 persen dari semua manufaktur iPhone masih terjadi, kemungkinan akan membuat diversifikasi menjadi tantangan.

"Apple tidak meninggalkan China," kata seorang mantan eksekutif Apple yang bekerja di China kepada Al Jazeera.

BACA SELANJUTNYA

Pengusaha Hong Kong Terlibat Penyelundupan Produk Apple Senilai 2 Juta Dolar AS, Triknya Tak Terduga