Jum'at, 26 April 2024
Rendy Adrikni Sadikin : Rabu, 28 Maret 2018 | 12:48 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Uber merupakan satu dari beberapa layanan taksi online yang masuk di Indonesia pada 13 Agustus 2014 dan memulai operasinya di beberapa Kawasan di Jakarta.

Cara pemesanannya pun tidak berbeda dari memesan taksi online pada umumnya.

Pengguna awalnya diminta untuk registrasi dengan memberikan data pribadi dan nomor kartu kredit jika menginginkan untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan non cash.

Untuk penggunaannya pun cukup dengan mengaktifkan fitur GPS, dan nama supir beserta nomor plat mobil pun dapat terlihat.

Namun pada awal kehadirannya di Jakarta, Uber mendapat protes keras dari Dishub DKI.

Menurutnya Uber tergolong taksi gelap.

Uber dianggap melanggar aturan, karena untuk menjadi angkutan umum, mobil-mobil Uber diharuskan menggunakan pelat kuning dan harus menjalani uji kir.

Gubernur DKI pada saat itu, yaitu Basuki Tjahaja Purnama pun meminta Uber untuk membayar pajak dan mengurus izin sesuai peraturan yang ada dan berlaku di Indonesia.

Selain dari pemerintah, kemunculan Uber pada awalnya juga ditolak oleh pengemudi taksi yang sebelumnya sudah ada di Indonesia.

Menanggapi rentetan protes dari berbagai pihak, Manajer Uber Kawasan Asia kemudian angkat bicara, menurutnya para supir Uber semuanya sudah terdaftar dan berlisensi.

“Kami juga menaati semua peraturan yang ada di Indonesia,” tutur Mike Brown, Manajer Uber Kawasan Asia.

Dilansir dari web resmi Uber, saat ini Uber sudah memiliki 16.000 karyawan, 40 juta penumpang, 2 juta mitra pengemudi, menempuh 5 miliar perjalanan yang terselesaikan, di 77 negara dan 616 kota di seluruh dunia, dan 10 juta perjalanan yang diselesaikan setiap harinya.

Kejatuhan Uber di Asia Tenggara?

Uber diketahui telah resmi di akuisisi oleh perusahaan pesaingnya: Grab, Senin (26/3/2018).

Uber memberikan 'lapaknya' di kawasan Asia Tenggara kepada Grab, untuk melakukan pembenahan bisnis dan persiapan untuk ikut ke dalam bursa tahun depan.

Grab menambahkan, kesepakatan ini merupakan kesepakatan terbesar yang pernah ada di Asia Tenggara.

Bisnis gabungan ini diharapkan dapat membuat Grab menjadi platform seluler nomor satu di Asia Tenggara.

Operasi Uber di beberapa negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Kamboja, Indonesia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam secara otomatis di ambil alih oleh Grab.

Menurut Anthony Tan, Grup CEO dan pendiri Grab, “Akuisisi hari ini menandai awal dari era baru. Bisnis gabungan ini menjadikan platform ini menjadi yang pertama, dan memberikan efisiensi biaya.”

Aplikasi Uber akan terus beroperasi selama dua minggu hingga 8 April 2018.

Setelah waktu yang ditetapkan tersebut, pengendara Uber harus mengunduh aplikasi Grab dan mendaftar untuk dapat menggunakan layanan tersebut.

Data pelanggan yang sebelumnya dibuat di Uber juga akan ditransfer ke Grab setelahnya.

Nasib pengemudi

Grab menjelaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Uber untuk melakukan migrasi penumpang serta pelanggan, rekanan merchant maupun rekanan pengantaran Uber Eats ke platform Grab.

"Aplikasi Uber akan tetap beroperasi selama dua minggu ke depan untuk memastikan stabilitas para mitra Uber, di mana mereka dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai persyaratan pendaftaran mitra Grab secara online," jelas Grab.

Sementara menurut Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, akan ada proses transisi untuk para pengemudi Uber "agar dapat dengan mudah terintegrasi dengan platfor" Grab.

"Kami secara aktif melakukan proses penerimaan mitra pengemudi Uber untuk memastikan pelayanan kepada para mitra pengemudi dan konsumen tetap berjalan seperti biasa," jelas Ridzki.

Sementara layanan Uber Eats akan tetap beroperasi hingga akhir Mei dan setelahnya rekanan pengantaran dan restoran Uber akan pindah ke platform GrabFood.

BACA SELANJUTNYA

Pemain Valorant Singapura Buka Suara Setelah Dicap Curang di SEA Games: Kami Sudah Baca Aturan