Kamis, 02 Mei 2024
Rendy Adrikni Sadikin : Minggu, 15 April 2018 | 11:08 WIB

Hitekno.com - Sudah menjadi rahasia umum, betapa sulitnya bagi kebanyakan orang untuk mengajak anak-anak mereka bangun setiap pagi.

Namun untuk bocah bernama Hana Yasutake, itu adalah cerita lain dan menjadi sebuah kisah yang viral di jagat maya.

Setiap pagi, sejak usianya berusia 5 tahun, bocah yang tinggal di Fukuoka, Jepang itu, selalu bangun pada pukul 06.00 waktu setempat.

Tapi, dia bangun pagi bukan untuk pergi ke sekolah, melainkan sebuah alasan yang memilukan hati dan sungguh menginspirasi.


Hana/Boredom Therapy

Sejak Hana masih sangat kecil, dia memang sangat dekat dengan ibunya, bahkan dia selalu mengikuti ke manapun sang ibu pergi.

Ketika berusia 5 tahun, Hana mulai bangun setiap pukul 6 pagi, persis seperti yang dilakukan oleh ibunya tersebut.

Meski masih muda, dia bahkan selalu bangun lebih pagi.

Tapi apa yang membuat Hana ingin bangun dari tempat tidur pada usia sangat muda sementara teman-temannya terlelap?

Itu bukan tugas yang mudah bagi Hana, dan alasannya pun menginspirasi serta memilukan. Dan, semua itu karena Chie, ibunya.

Pada 2001, Chie berjuang melawan penyakit kanker payudara yang diidapnya.


Hana/Boredom Therapy

Sedihnya, perawatan dan pengobatan Chie berpengaruh kepada kemampuannya untuk hamil. Dia dan suaminya, Shingo, hancur.

Namun, pada 2003, secara mengejutkan Chie pun hamil. Kemudian, mereka pun menyambut Hana lahir ke dunia.

Kehadiran bayi Hana merupakan berkah yang luar biasa dan mukjizat bagi Chie dan Shingo.

Tapi, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Sekejap menjelang ulang tahun pertama Hana, Chie dan Shingo menerima kabar mengerikan.

Ketika Hana berusia 9 bulan, Chie menyadari bahwa kanker yang dideritanya, kambuh lagi.


Sop miso Hana/Boredom Therapy

Dia memiliki tumor dengan panjang setengah inch yang bersarang di paru-parunya. Kabar ini tentunya membawa duka di keluarga mereka.

Untuk beberapa tahun ke depan, Chie pun kembali berjuang melawan kanker. Dia pun mulai mendokumentasikan perjuangannya tersebut.

Fokus dalam tulisan di blognya tersebut adalah betapa beruntung Chie menjadi seorang ibu, meski harus berjuang melawan kanker.

Di salah satu unggahan, Chie bahkan mengekspresikan rasa syukur bisa memiliki Hana dalam kehidupannya.

"Bertemu putri saya merupakan sebuah keajaiban dalam hidup. Saya mencintai dia (Hana) dengan seluruh kehidupan saya, lebih dari diri saya sendiri," tulis Chie seperti dikutip dari Boredon Therapy.

Chie menyadari bahwa dirinya tidak akan bisa pulih ataupun sembuh dari kanker yang dideritanya.

“Terkena kanker atau tidak, saya seharusnya meninggal lebih dulu. Tidak bisa dengan cara lain. Inilah alasan kenapa saya harus meninggal tanpa penyesalan sama sekali," tulis Chie.


Hana dan Chie/Boredom Therapy

Karena itu pula, Chie ingin agar Hana bisa mengurus dirinya sendiri, ketika dirinya sudah meninggal nanti.

"Saya hanya ingin menolong Hana. Jadi suatu hari dia bisa mandiri. Dia bisa mengurus diriya sendiri," tulis Chie.

Karena itu, dia menyemangati Hana agar bisa melakukan aktivitas keseharian seperti yang dilakukannya.

Setiap pagi, Chie akan membangunkan Hana dan memulai hari. Mereka mencuci pakaian dan bersih-bersih bersama.

Meski kebanyakan anak-anak seusianya sedang terlelap, Hana justru menghabiskan waktunya dengan sang ibu.

Chie ingin Hana mengetahui bahwa dengan perangkat yang tepat, putrinya itu bisa melakukan apapun yang diinginkan.

“Pendidikanmu tidak lengkap tanpa mengetahui kemampuan untuk bertahan hidup ini. Selama kamu sehat dan mandiri, kamu bisa bertahan hidup di mana pun," tulis Chie.

Yang paling penting, Chie menekankan signifikansi untuk menyiapkan makanan secara benar.

Di blognya, Chie menuliskan, "Hana Chan, mengetahui cara memasak sangat penting dalam kehidupan kamu. Saya akan mengajarkan kamu cara menggunakan pisau, dan melakukan pekerjaan rumah."

Saat anak-anak lain mendapatkan mainan, Chie memberikan celemek di hari ulang tahun ke-4 Hana.

Setelah mengajarkan anaknya cara memasak, Chie menyadari bahwa inilah saat yang tepat bagi Hana untuk mengetahui resep rahasia.


Hana ketika sudah besar/Boredom Therapy

Resepnya adalah sop miso. Hana dengan rajin bangun setiap pagi untuk menyiapkan hidangan bersama ibunya.

Chie meninggal secara tragis di usia 33 tahun, tapi dia sudah berhasil memberikan bekal kehidupan untuk Hana.

Hal mengejutkan pun terjadi. Meski ibunya sudah meninggal, Hana tetap memilih bangun pukul 6 setiap pagi dan untuh membuat sop miso kesukaan ibunya.

Dia mengatakan, memasak sop miso membuat dirinya selalu dekat dengan sang ibu.

"Saat saya memasak sop miso, saya merasa senang, seolah ibu saya berdiri di samping saya," ujar Hana, seperti dikutip Boredom Therapy.

Di tahun meninggalnya sang ibu, Hana pun sempat menulis esai berjudul 'Janjiku untuk ibu' yang menjadi buku teks di sekolah dasar.

Bahkan ada sebuah film yang terinspirasi dengan kisah Hana yang berjudul 'Sop Miso Hana.'

BACA SELANJUTNYA

Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang