Kamis, 02 Mei 2024
Galih Priatmojo | Amelia Prisilia : Senin, 14 Mei 2018 | 13:33 WIB

Hitekno.com - Terorisme adalah musuh bagi siapa saja.

Beberapa kejadian memilukan baru saja menimpa Indonesia. Dari tragedi Mako Brimob hingga bom bunuh diri pada tiga gereja di Surabaya, tak hanya menebar rasa takut tetapi juga meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan.

Di sosial media, berbagai tagar mengenai kejadian ini juga bermunculan.

Tiga diantaranya adalah #KamiTidakTakut, #TumpasTerusTerorisme, dan #BersatuLawanTerorisme.

Tujuan utama dari aksi teroris adalah untuk membuat takut para korbannya, dan menggunakan rasa takut tersebut sebagai senjata.

Perang melawan terorisme memang tidak semudah bertemu musuh di medan perang dan melawannya.

Saat ini untuk melawan teroris, organisasi militer dan intelijen mulai  menerapkan penggunaan teknologi inovatif yang mampu mendeteksi teroris dan mempertahankan diri dari serangan teroris.

Tim HiTekno sudah merangkum 3 inovasi teknologi yang memiliki peran penting untuk melawan aksi para teroris.

1. Biometrik

Sumber foto: Flightzona

Biometrik adalah teknologi yang digunakan untuk menganalisa fisik dan kelakuan manusia dalam autentifikasi.

Teknologi yang satu ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui kebenaran informasi yang disampaikan dan data yang terdaftar.

Ada 5 tipe identifikasi biometrik, antara lain, teknologi pengenalan iris pada pupil mata,

Selanjutnya ada geometri tangan yang bergantung pada ukuran lebar, tinggi, dan panjang jari-jari, jarak antar sendir, dan bentuk jari.

Yang ketiga adalah teknologi pengenalan sidik jari yang menjadi salah satu teknologi biometrik paling banyak digunakan. Pengenalan sidik jari bergantung pada bentuk sidik jari masing-masing orang.

Sedangkan pengenalan wajah dan suara bergantung pada bentuk wajah dan suara orang yang diidentifikasi.

Jika pemindaian wajah 2D pada zaman dulu mengharuskan orang untuk melihat langsung ke kamera, pemindaian 3D sekarang ini mampu menggunakan bentuk lekukan pada bagian wajah untuk mengidentifikasi seseorang.

Teknologi biometrik akan sering kamu temui di bandara-bandara sekarang ini.

2. Menghentikan Paham Radikal

Sumber foto: Fortune

Google baru-baru ini menemukan cara yang diklaim mampu melawan terorisme secara online.

Google percaya bahwa paham radikal yang menyebar biasanya datang dari Youtube, untuk itu empat cara dari Google ini diharapkan mampu membendung paham radikal yang ada di Youtube.

Langkah pertama ialah menciptakan teknologi otomatis yang mampu mengidentifikasi video yang tidak layak, bersifat propaganda, atau menggembar-gemborkan kehebatan terorisme.

Langkah kedua, Google akan meningkatkan jumlah flagger terpercaya di Youtube sebanyak dua kali lipat. Flagger ini adalah orang-orang kepercayaan Google yang bisa menemukan konten terlarang dan melaporkannya ke Google dalam bentuk Flagging (menekan ikon bendera).

Langkah ketiga ialah membasmi konten yang sudah dilarang namun masih saja tayang. Video-video ini akan dikosongkan kolom komentarnya, dan tidak diperkenankan masuk sebagai rekomendasi atau monetisasi dan akan mendapatkan peringatan khusus.

Langkah keempat adalah melakukan tindakan proaktif dalam kontra-radikalisasi dengan metode pengalihan. Metode ini akan mengalihkan iklan-iklan ISI dari video teroris ke video anti-teroris.

Sepertinya sangat penting untuk semua pihak berkolaborasi melakukan upaya-upaya penanganan teroris.

3. Penggunaan Teknologi Artificial Intelligence

Sumber foto: Telegraph

Kemajuan teknologi sekarang ini berhasil menghadirkan teknologi Artificial Intelligence, si kecerdasan buatan yang sedang marak digunakan.

Media sosial, Facebook, juga memanfaatkan teknologi ini untuk membantu karyawan yang bertugas untuk meninjau konten yang diduga menyebarkan terorisme.

Tujuannya adalah agar Facebook bisa mendeteksi konten-konten itu dan dengan segera menghapusnya.

Metode yang digunakan adalah pencocokan gambar dan pemahaman bahasa.

Deretan teknologi di atas hanyalah sebagian dari banyaknya usaha pemerintah untuk melawan terorisme.

Walaupun belum bisa melawan langsung para teroris, usaha untuk menghilangkan paham-paham radikal kelompok ini, merupakan satu langkah awal yang patut kita jalankan.

Hitekno.com/Amelia Prisilia

BACA SELANJUTNYA

Daftar Youtuber Indonesia dengan Subscriber Terbanyak, Nomor 1 Bukan Deddy Corbuzier