Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Sabtu, 02 Juni 2018 | 10:23 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Google tidak memperpanjang kontraknya untuk menggarap Project Maven dari Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS).

Seperti dilansir The Verge, Project Maven adalah sistem artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang digunakan militer.

Project Maven ini bakal memanfaatkan AI untuk menganalisa gambar dari drone.

Sumber Foto: ifsec.events

Nantinya, AI yang dikembangkan Google ini bakal menjadi pilot drone yang digunakan di medan perang.

Yang ditakutkan, nantinya AI ini diberikan mandat untuk menggunakan senjata dalam peperangan.

Lebih ditakutkan lagi, AI dapat menyasar hingga menembaki rakyat sipil.

Bergabungnya Google dalam Project Maven ini, ternyata membuat gejolak dalam internal perusahaan tersebut.

Dilansir NYTimes, sekitar 4 ribu karyawan Google menandatangani petisi yang meminta perusahaan tidak ikut dalam pengembangan teknologi senjata.

Sumber Foto: suasnews.com

Dari rentetan protes karyawan ini, Akhirnya Google memutuskan untuk tidak melanjutkan kontraknya dalam Project Maven.

"Kontrak ini berisiko bagi reputasi Google dan berseberangan dengan nilai-nilai perusahaan." laporan reporter Gizmodo yang dimuat NYTimes.

Sebelumnya, pejabat senior Google sudah mengkhawatirkan keterlibatan perusahaan ini dalam proyek ini.

Sumber Foto: sanvada.com

Melakukan bisnis dengan Pentagon berisiko membuat marah para peneliti AI yang telah bersumpah bahwa yang mereka kerjakan tidak digunakan militer.

Dari sisi Pentagon sendiri telah menghubungi sejumlah pengembang software untuk menggarap proyek ini. Dan keluarnya Google dianggap sebagai kemunduran.

Namun jika Google keluar dari proyek ini, Pentagon bakal dengan mudah menemukan perusahaan lain yang mau bekerja dengannya.

Hitekno.com/Agung Pratnyawan

BACA SELANJUTNYA

Qualcomm Bahas Hybrid AI, Dapat Menghasilkan Karya Digital dan Banyak Manfaat