Kamis, 02 Mei 2024
Dinar Surya Oktarini : Selasa, 25 Desember 2018 | 19:00 WIB

Hitekno.com - Tsunami yang terjadi di Selat Sunda yang menerjang Banten, Lampung Selatan dan Pandeglang, Sabtu malam (22/12/2018) membuat masyarakat sekitar kawasan tersebut masih trauma.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sudah mendeteksi dan memberikan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku dari tanggal 22 Desember pukul 07.00 hingga 25 Desember 2018 pukul 07.00 di wilayah perairan Selat Sunda.

Gelombang tinggi menjadi salah satu penyebab terjadinya tsunami hingga mengahantam dataran di wilayah sekitar Selat Sunda.

Trauma belum selesai, masyarakat di kawasan bencana beberapa kali termakan isu hoaks yang disebarkan oknum yang tak bertanggung jawab di media sosial.

Menanggapi hal itu, Kominfo merilis siaran pers mengenai hal tersebut, berikut deretan hoaks yang tersebar terkait bencana tsunami Selatan Sunda.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mendapati dua hoaks yang disebarkan melalui media sosial dan pesan pendek atau short messaging system (SMS). Hoaks itu mengenai alat deteksi letusan gunung dan bencana akhir tahun.

1. Hoaks mengenai alat deteksi letusan gunung

Hoaks terkait Selat Sunda. (Kominfo)

Beredar konten di media sosial yang menampilkan sebuah alat di Desa Selat Duda yang disebut dapat mendeteksi letusan gunung dalam kurun waktu dua jam sebelum meletus. Konten itu dibantah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo menyatakan alat tersebut merupakan sirine untuk memberi peringatan dini saat adanya bahaya dari letusan Gunung Agung dan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi letusan gunung. Cara kerja alat itu sekilas dengan sirine tsunami, namun alat ini dapat dibawa ke mana saja.

2. Hoaks SMS peringatan bencana akhir tahun

Hoaks terkait Selat Sunda. (Kominfo)

Selain hoaks mengenai alat deteksi letusan gunung, beredar juga SMS dari nomor +621803016426 yang menyampaikan agar warga Indonesia berjaga-jaga mulai tanggal 21 hingga akhir bulan Desember 2018 masih terjadi bencana.

Pesan hoaks tersebut bahkan mengaku disampaikan dari BMKG. Hal tersebut lantas dibantah oleh pihak BMKG dengan menyatakan pesan tersebut merupakan hoaks.

Melalui Twitter resmi, BMKG menyebutkan pesan tersebut dikirimkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Warga dipersilahkan melanjutkan aktivitasnya seperti biasa sambil tetap mengecek informasi cuaca selama libur Natal dan Tahun Baru.

Pihak Kominfo memghimbau agar tidak menyebarkan berita hoaks atau informasi yang tidak dipertanggung jawabkan kebenarannya, terutama terkait bencana tsunami Selat Sunda.

BACA SELANJUTNYA

Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami