Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Minggu, 01 Desember 2019 | 21:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Red Hat, Inc., penyedia solusi open source mengumumkan rilis terbaru dari Red Hat Process Automation, yang menghadirkan kemampuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Teknologi AI terapan baru ini untuk pemodelan keputusan prediktif, dan dukungan untuk pengembangan aplikasi bisnis berbasis proses dan keputusan dengan menggunakan arsitektur micro-frontend.

Bersama dengan perbaikan tambahan yang ditargetkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan untuk pelanggan Red Hat Process Automation, kemampuan ini semakin memperkuat toolbox para pengembang bisnis.

Red Hat Process Automation adalah serangkaian produk untuk mengotomatisasi keputusan dan proses bisnis dengan memungkinkan kolaborasi yang lebih erat antara tim TI dan tim bisnis.

Hal ini membantu perusahaan TI untuk lebih menangkap dan menegakkan kebijakan dan prosedur bisnis secara lebih baik, mengotomatisasi operasi bisnis dan mengukur hasil kegiatan bisnis di lingkungan yang heterogen, termasuk fisik, virtual, mobile, dan cloud.

AI Terapan

Red Hat Process Automation kini mendukung pendekatan kecerdasan buatan terapan untuk pengambilan keputusan otomatis.

Hal ini memungkinkan pengguna untuk menggabungkan analitik prediktif ke dalam aplikasi manajemen keputusan mereka untuk menciptakan sistem cerdas dan otomatis yang membantu mereka menafsirkan dan menanggapi secara lebih baik perubahan dinamika pasar.

Ilustrasi Red Hat Process Automation. (Red Hat)

Dengan rilis terbaru dari Red Hat Process Automation ini, pelanggan dapat mengimpor dan mengeksekusi model prediktif yang diekspresikan dalam Predictive Model Markup Language (PMML), sebuah standar industri untuk mengintegrasikan dan bertukar informasi antara platform pembelajaran mesin (machine learning/ML) di mana model prediktif dibuat dan dilatih, dan aplikasi manajemen keputusan yang menggunakan model tersebut guna mengotomatisasi aturan untuk hasil bisnis tertentu.

Dengan menggabungkan kemampuan prediktif dalam model keputusan Decision Model and Notation (DMN), pengguna tidak hanya dapat menganalisis dan bertindak atas data secara otomatis, tetapi juga mendapatkan visibilitas yang lebih besar tentang bagaimana sistem otomatis mencapai kesimpulan yang diberikan.

Transparansi dan kontrol ini berkontribusi terhadap kecerdasan buatan yang lebih dapat dijelaskan dan dapat membantu perusahaan dalam mengatasi persyaratan peraturan dengan lebih baik seperti General Data Protection Regulation (GDPR) dari Uni Eropa, yang mencakup ketentuan khusus yang mendukung hak atas penjelasan untuk pengambilan keputusan otomatis.

Pengembangan Micro-Frontend

Para analis bisnis memainkan peran yang semakin berpengaruh bersama dengan para pengembang tradisional dalam membangun dan menggunakan aplikasi untuk mengotomatisasi proses dan keputusan bisnis.

Dengan Red Hat Process Automation, setiap kelompok dapat menggunakan tool yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keahlian khusus mereka sehingga mempertahankan tata kelola dan pengawasan yang diperlukan oleh TI, dan memanfaatkan arsitektur cloud-native.

Basis kode frontend yang monolitik dapat menghalangi kemampuan perusahaan untuk mengambil keuntungan penuh dari pendekatan yang lebih modular dan ringan seperti layanan microservice berbasis container, yang cocok untuk mengembangkan aplikasi cloud-native.

Mengikuti jalur serupa menuju modularisasi, pelanggan sekarang dapat menguraikan antarmuka client-side untuk aplikasi bisnis berbasis proses dan pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan arsitektur micro-frontend melalui komponen pembangun aplikasi Red Hat Process Automation yang diperbarui.

Micro-frontend ini dapat dikelola secara independen, dan memungkinkan skalabilitas, kelincahan, dan kontrol atas seluruh aplikasi.

Rilis terbaru dari Red Hat Process Automation juga menghadirkan perbaikan untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, termasuk:

  • Operasi otomatis melalui L2 OpenShift Operator â€“ Operator level dua menyederhanakan penyebaran dan pengelolaan Red Hat Process Automation pada Red Hat OpenShift Container Platform dengan menyediakan kemampuan manajemen siklus otomatis untuk instalasi, peningkatan dan perbaikan versi minor. Dengan menggunakan OpenShift Operator, pelanggan dapat meminimalkan beban kerja operasi, memperbarui instalasi dan mengurangi downtime yang tidak direncanakan.
  • Peningkatan visibilitas proses â€“ Kemampuan baru, termasuk heat maps, memudahkan pengguna untuk memvisualisasikan jalur proses dan hambatan yang biasa digunakan.
  • Operasi terus-menerus saat terjadi kegagalan node – Mesin pemrosesan peristiwa yang kompleks dapat dikonfigurasikan untuk beroperasi melintasi beberapa node untuk memungkinkan operasi terus-menerus jika terjadi kegagalan node. Dukungan ketersediaan tinggi untuk komponen pusat bisnis pada Red Hat OpenShift tersedia sebagai pratinjau teknologi dalam rilis ini sehingga memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap kehilangan data jika node OpenShift yang mendukung pusat bisnis gagal. Kegagalan node tidak akan mengganggu sesi pengguna atau menyebabkan hilangnya BPMN, DMN atau artefak lain yang sedang dikerjakan pengguna.
  • Template yang dapat disesuaikan untuk optimasi sumber daya bisnis â€“ Template baru yang dapat disesuaikan tersedia dalam pengoptimalan bisnis untuk kasus penggunaan penghambat kepuasan pengguna yang umum terjadi, berdasarkan proyek komunitas OptaPlanner upstream.

Ketersediaan

Rilis terbaru Red Hat Process Automation telah tersedia. Pelanggan bisa mendapatkan pembaruan terbaru dari Red Hat Customer Portal.

BACA SELANJUTNYA

Apa itu Google Gemini? Teknologi AI Pesaing ChatGPT