Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Panas konflik Amerika (AS) Serikat dan Iran tidak hanya terjadi di antara dua belah negara. Netizen di media sosial seperti Instagram dan Facebook pun ramai membahas.
Kabar terbarunya, pemerintah AS telah menekan media sosial untuk menghapus konten-konten yang mendukung komandan Pasukan Quds Iran, Mayjen Qassem Soleimani.
Facebook dan Iran pun dikabarkan menyetujuinya, dan menghapus konten-konten terkait dengan dukungan kepada Iran.
Selain menghapus konten untuk Qassem Soleimani, kedua media sosial itu juga menghapus seluruh unggahan dari akun-akun yang memberikan dukungan kepada Iran.
Baca Juga
-
Tak Hanya Rudal, Iran Bisa Menyiapkan Serangan Siber untuk AS
-
Mampu Tembus Pangkalan AS, Begini Canggihnya Rudal Andalan Iran
-
Iran vs AS Makin Memanas, #IranvsUSA Makin Ramai di Twitter
-
Ini Kecanggihan Drone Ninja, Senjata AS untuk Bunuh Jenderal Iran
-
Manfaatkan Konflik AS-Iran, Game Bertema World War 3 Ini Dibully Netizen
Facebook menyebut, penghapusan konten dukungan terhadap Iran merupakan kewajiban yang harus dilakukan perusahaan untuk memenuhi permintaan AS atas sanksi yang diberikan AS terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam Iran dan para pemimpinnya.
"Kami beroperasi di bawah undang-undang sanksi AS, termasuk yang berkaitan dengan penunjukan IRGC dan kepemimpinan Soleimani," kata juru bicara Facebook seperti dilansir dari CNN, Senin (13/1/2020).
Sebagai informasi, Qassem Soleimani dinyatakan tewas karena serangan rudal dari pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat pada 3 Januari 2020.
Ia tewas bersama tiga orang lainnya. Sepeninggal pemimpin pasukan Iran itu, dukungan di dunia maya mengalir deras untuk Iran.
Instagram sendiri diketahui merupaian salah satu platform media sosial yang membatasi konten bermuatan dukungan terhadap negara Islam, termasuk Iran.
Platform itu sudah memblokir akun milik Qassem Soleimani sejak April 2019 paska AS menetapkan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris asing.
Ironisnya, langkah serupa juga diikuti oleh Facebook dan Twitter juga memblokir akun warga Iran. Alasan pemblokiran untuk Iran yang dilakukan kedua media sosial ini pun sama, yakni atas dasar permintaan AS.
Beruntung, warga masih bisa mengaksesnya lewat VPN. Setelah pemblokiran tersrbut, Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, mengatakan bahwa langkah yang dilakukan Instagram sangat tidak demokratis.
Namun, meskipun kedua platform itu melarang adanya dukungan terhadap Iran, Facebook dan Instagram tetap mempersilakan pengguna untuk mengajukan banding jika merasa konten mereka diblokir.
Lebih jauh lagi, perusahaan rintisan Mark Zuckerberg ini mengatakan perusahaan juga menghapus akun yang dijalankan oleh atau atas nama orang dan organisasi yang terkena sanksi AS.
Mereka juga diminta untuk menghapus konten yang memuji tindakan pihak dan individu yang terkena sanksi dan memberikan dukungan untuk membantu tindakan mereka lebih lanjut.
Di sisi lain, kematian Qassem Soleimani menyebabkan duka mendalam di antara masyarakat Iran dan negara Islam lainnya. Puncaknya, Iran mengancam akan melancarkan balas dendam atas kematian Qassem Soleimani.
Bahkan, Iran telah menyiapkan 13 skenario untuk pembalasan dendam tersebut. Menanggapi hal ini, warganet bahkan menduga-duga bahwa pertikaian antara AS dan Iran ini sebagai pemicu Perang Dunia III. (Suara.com/ Tivan Rahmat).
Terkini
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
- Update Software Samsung Galaxy S24 Series, Hadirkan Pengalaman Display Vivid yang Makin Optimal
- Nuon Optimistis Dorong Transformasi Digital Melalui Inovasi di Industri Hiburan
- Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
- Kolaborasi Plan Indonesia dan Microsoft, Luncurkan Program AI TEACH for Indonesia
Berita Terkait
-
Pemerintah AS Kepergok Beli Data Personal Warga, Ngeri!
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Proyek Metaverse Telan Banyak Biaya, Induk Facebook Kehilangan Puluhan Triliun Rupiah
-
Elon Musk Terkejut dengan Akses Pemerintah AS ke Twitter setelah Membeli Platform
-
Facebook Bubuhkan Fitur Baru, Player Kini Bisa Bermain Game Sambil Video Call di Messenger
-
Efek Sanksi AS: Begini Perubahan Pendapatan yang Dialami oleh Huawei
-
Jumlah Pengguna Aktif Harian Capai 2 Miliar, Facebook Terus Kembangkan AI
-
Meta Serius Mengembangkan Teknologi AI, Metaverse Tak Dilupakan
-
Dituduh Memata-matai Pengguna di AS, CEO TikTok Sindir Facebook
-
Susul Twitter, Facebook dan Instagram Hadirkan Layanan Berlangganan yang Lebih Mahal