Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Media sosial Twitter kini tengah menguji fitur terbaru yang memungkinkan pengguna mengontrol siapa yang dapat membalas tweet merela. engaturan percakapan baru, dikenal sebagai 'jangan @ aku', sedang diluncurkan ke beberapa pengguna untuk melihat apa yang terjadi.
Jejaring sosial pertama kali memperdebatkan ide itu di awal tahun sebagai cara untuk membuat individu 'merasa aman dan nyaman' menggunakan platform. Meskipun hanya sekelompok orang terbatas secara global yang dapat menguji fitur ini, semua pengguna akan dapat melihat percakapan ini.
"Kontrol berarti orang dapat memilih satu dari tiga opsi sebelum tweet, baik semua orang (pengaturan Twitter standar dan standar yang digunakan saat ini), hanya orang yang Anda ikuti atau hanya orang yang Anda sebutkan. Menguji, menguji ... Cara baru untuk memiliki obrolan dengan siapa yang Anda inginkan. Kita mulai dengan hal kecil secara global," tulis Twitter.
Label akan muncul untuk dua opsi baru, dengan ikon balasan berwarna abu-abu sehingga orang dapat melihat bahwa mereka tidak dapat membalas.
Baca Juga
-
Layla Mobile Legends Kena Revamped? Ini Bocorannya
-
Main Animal Crossing, Yui Hatano Reka Ulang Tempat Syuting Filmnya
-
Driver Ojol Kreatif, Akali Touchscreen HP Rusak dengan Ini
-
Video Lawas Saat Ibu Tien dapat Hadiah Rosario dari Paus Bikin Twitter Adem
-
Salah Unggah Permainan E-Commerce, Akun Twitter Dinkes Jatim Bikin Salfok
Namun, mereka yang tidak dapat membalas tweet secara langsung masih akan dapat me-retweet, me-retweet dengan komentar, dan menyukai tweet yang dikendalikan.
"Mampu berpartisipasi dan memahami apa yang terjadi adalah kunci untuk percakapan publik yang bermanfaat. Jadi, kami sedang mengeksplorasi bagaimana kami dapat meningkatkan pengaturan ini untuk memberi orang lebih banyak kesempatan untuk menimbang sambil tetap memberi orang kontrol atas percakapan yang mereka mulai," kata Suzanne Xie, direktur manajemen produk Twitter dilansir laman Metro.co.uk, Sabtu (23/5/2020).
Beberapa pengguna menyatakan keprihatinan ketika ide itu pertama kali terungkap pada Januari lalu. Mereka khawatir itu akan memberi tokoh publik seperti Donald Trump kekuatan untuk menyembunyikan balasan dan menghindari pengawasan publik.
"Ini pada dasarnya memungkinkan orang untuk menyebarkan informasi yang salah dan menyembunyikan kebenaran tanpa takut ada orang yang mengoreksi mereka," salah satu pengguna tweet mengenai pengumuman tes hari Rabu.(Suara.com/Dythia Novianty)
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Fitur Baru WhatsApp: Bisa Bisukan Penelepon Tidak Dikenal dan Pemeriksaan Privasi
-
Fitur Saluran WhatsApp Resmi Dikenalkan, untuk Apa?
-
Update Terbaru di Aplikasi, WhatsApp Janjikan 3 Fitur Baru Ini
-
Cara Edit Chat WhatsApp yang Sudah Terkirim, Gunakan Fitur Baru Ini
-
Kunci Chat WhatsApp, Amankan Percakapan Rahasia yang Lebih Privat
-
Susul Twitter dan Medsos Lain, Gmail Akhirnya Ikut Pakai Fitur Centang Biru
-
Lama Dinanti, WhatsApp Akhirnya Rilis Fitur Baru
-
Fitur Baru WhatsApp, Makin Mudah Edit Teks ala Instagram
-
Fitur Baru WhatsApp Dihadirkan untuk Melawan Stalker
-
2 Fitur Baru WhatsApp, Memudahkan Admin Mengelola Grup