Hitekno.com - Beredar sebuah klaim yang menyebut warga Amerika Serikat (AS) meminta Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi untuk menjadi pemimpin mereka. Hal ini diklaim disampaikan langsung oleh Jokowi.
Klaim warga Amerika meminta Jokowi jadi pemimpin mereka tersebut diunggah oleh akun Facebook Latukau. Akun tersebut mengunggah tangkapan layar artikel dengan judul artikel sebagai berikut:
"Orang 'AMERIKA' Saja Minta Saya Menjadi Pemimpin Mereka, Kok Orang 'Indonesia' Menolak Saya".
Pada bagian bawah judul nampak foto Jokowi saat sedang diwawancarai oleh sejumlah awak media.
Benarkah klaim warga Amerika meminta Jokowi jadi pemimpin mereka tersebut?
Penjelasan
Berdasarkan cek fakta dan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Kamis (23/7/2020), klaim yang menyebut warga AS menginginkan Jokowi menjadi pemimpin mereka adalah klaim yang salah. Faktanya, ada orang tak bertanggungjawab menyunting atau mengedit judul artikel.
Gambar tangkapan layar artikel yang diunggah oleh akun tersebut merupakan hasil suntingan. Judul artikel asslinya adalah 'Kasus Baiq Nuril, Jokowi: Saya Akan Gunakan Kewenangan' yang tayang di artikel KompasTV pada 6 Juli 2019.
Dalam artikel tersebut dijelaskan mengenai sikap Jokowi atas kasus Baiq Nuril. Jokowi menegaskan siap menggunakan kewenangan yang ia miliki sebagai eksekutif untuk menyelesaikan kasus Baiq Nuril, guru honorer asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Jika Baiq Nuril mengajukan permohonan amnesti atau pengampunan, maka Jokowi akan menyambut permohonan tersebut dan akan membicarakannya terlebih dahylu dengan Menteri Hukum dan HAM, Jaksa Agung dan Menko Polhukam.
Baca Juga:
CEK FAKTA: Benarkah Ini Penampakan Indomie Rasa Saksang Babi?
Dalam artikel tersebut tidak dibahas sedikitpun mengenai warga Amerika Serikat yang menginginkan Jokowi menjadi presiden mereka.
Kesimpulan
Dari penjelasan cek fakta di atas, dapat disimpulkan klaim yang menyebut warga Amerika Serikat menginginkan Jokowi menjadi pemimpin mereka adalah klaim yang salah. Klaim tersebut masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi. (Suara.com/ Chyntia Sami Bhayangkara).
Berita Terkait
Berita Terkini
-
Registrasi SIM Berbasis Face Recognition Picu Polemik, Publik Soroti Risiko Kebocoran Data Pribadi
-
Registrasi SIM Berbasis Face Recognition Dinilai Berisiko, Pakar Ingatkan Ancaman Privasi dan Penyalahgunaan Data
-
5 Fakta BONDS, Perangkat Pemanas Tembakau dengan Inovasi Teknologi Baru
-
Keamanan Registrasi SIM dengan Face Recognition Masih Dipertanyakan Jelang 2026
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Pakar Ingatkan Ancaman Kebocoran Data