Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 27 Januari 2021 | 09:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Persoalan bocornya data pengguna kembali menimpa Facebook. Yakni dengan ditemukannya ratusan juta data nomor telepon pengguna Facebook yang dijual para peretas.

Pakar keamanan internet, Alon Gal mengungkap aksi peretas yang menjual 533 juta nomor telepon pengguna Facebook dari berbagai negara. Pelaku memasarkan data pengguna ini melalui telegram bot.

Dilaporkan pakar keamanan ini, peretas telah membuat database dari nomor telepon yang digunakan dalam akun-akun Facebook tersebut. Terkumpul sampai 533 juta data kini telah mereka jual.

Dikutip dari The Verge, pelaku menawarkan tiap nomor tersebut seharga 20 dolar AS. Atau bisa juga membeli dalam jumlah banyak seharga 5000 dolar AS untuk 10 ribu nomor telepon.

Bagaimana mereka bisa mendapatkan data pengguna sebanyak ini? Ternyata berasal dari celah keamanan yang ditemukan pada 2019 silam. Namun Facebook mengaku telah menutupnya.

533 juta nomor telepon pengguna Facebook bocor. (Twitter/ UnderTheBreach)

Dalam Cuitannya, Alon Gal menyampaikan kalau database nomor telepon pengguna Facebook tersebut berasal dari 2019 silam. Dan baru dipasarkan pelaku pada Januari 2021 ini.

Meski bukan database terbaru, namun cukup memprihatinkan. Pasalnya tidak banyak orang yang memperbarui nomor telepon mereka dalam jangka waktu sependek ini.

Terlebih lagi, nomor telepon menjadi salah satu faktor penting dalam keamanan akun Facebook. Termasuk dalam pengaktifan otentikasi dua faktor yang diberlakukan media sosial ini.

Sayangnya belum diketahui apakah sudah ada yang menghubungi Telegram untuk menghentikan aksi peretas menjual 533 juta nomor telepon pengguna Facebook ini.

Menurut Alon Gal juga, data yang bocor ini milik pengguna dari berbagai negara. Lewat akun Twiter @UnderTheBreach, ia membagikan daftarnya. Termasuk Indonesia di dalamnya.

Meski bot Telegram yang digunakan pelaku dihapus, bukan berarti menghentikan peredaran data pribadi tersebut. Karena memang sudah terlanjur bocor, dan mengancam keamanan privasi pengguna Facebook.

BACA SELANJUTNYA

Memahami Pentingnya Keamanan dan Penyalahgunaan Data