Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Kamis, 18 Februari 2021 | 07:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Kaspersky Security Network telah merilis laporan terbaru dari keamanan pengguna internet di Indonesia. Yang mendapati tingginya presentasi infeksi malware.

Dalam laporan ini, diungkap bahwa 3-dari-10 (31 persen) pengguna internet di Indonesia terinfeksi malware dan ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Januari-Desember 2020.

Selama periode ini, produk Kaspersky mendeteksi 34.516.232 malware berbeda yang ditransmisikan melalui Internet pada komputer partisipan KSN di Indonesia.

Lebih dari 4.341.000 upaya serangan menargetkan pengguna bisnis di negara ini, 51 persen lebih banyak dari 2.870.000 insiden yang terjadi di tahun 2019.

"Meskipun terdapat sedikit penurunan pada jumlah total ancaman lokal dan web yang telah kami blokir tahun lalu di Indonesia, penting untuk dipahami bahwa 2020 adalah tahun di mana seluruh aktivitas manusia hampir ditransfer secara online," kata kata Dony Koesmandarin, Territory Manager untuk Indonesia di Kaspersky dalam jumpa pers virtual, Rabu (17/2/2021).

Laporan KSN 2020 juga menunjukkan bahwa produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 111.682.011 insiden lokal di komputer partisipan KSN di Indonesia.

Dari total jumlah percobaan, sebanyak 20.264.000 ditargetkan terhadap pengguna bisnis Tanah Air.

Ilustrasi Malware. (Pixabay/VISHNU_KV)

Secara total sebanyak 56,3 persen pengguna di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman lokal di tahun 2020 lalu.

Menurut Dony, ancaman terhadap individu sama berbahaya dengan risiko pada UKM dan perusahaan karena penerapan sistem kerja dari rumah yang sedang berlangsung di Indonesia.

Malware lokal adalah perangkat lunak berbahaya yang disebarkan melalui perangkat yang dapat dilepas seperti drive USB, CD, DVD, dan metode offline lainnya.

Sementara itu, jenis ancaman web tetingi yang terdeteksi di kawasan Asia Tenggara tahun lalu meliputi:

  • Malware dalam lalu lintas web selama aktivitas pencarian
  • Mengunduh program tertentu secara tidak sengaja di internet
  • Mengunduh lampiran berbahaya dari layanan email online
  • Aktivitas ekstensi browser, dan
  • Mengunduh komponen berbahaya dan komunikasi C&C yang dilakukan oleh malware lain
     

"Digitalisasi dengan mengutamakan keamanan siber akan selalu menjadi langkah terbaik dalam melindungi dan menjaga arus kas bisnis Anda," pungkas Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

Itulah laporan terbaru dari Kaspersky yang mendapati 3 dari 10 pengguna internet di Indonesia terinfeksi malware. (Suara.com/ Dythia Novianty).

BACA SELANJUTNYA

Geger Circle Stone di Tasikmalaya Disebut Bisa Beri Akses Internet Tanpa Kuota, Benarkah?