Senin, 29 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 13 April 2022 | 18:38 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pembelajaran jarak jauh memang masih menyisakan sejumlah kendala. Namun bukan berarti tidak ada solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Seperti SMP Gita Kirtti 5 dan SDN Curug Atasi yang punya cara tersendiri untuk mengatasi kendala Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

PJJ diberlakukan sebagai solusi bagi belajar offline yang belum bisa dilakukan karena adanya pandemi global, wabah Covid-19.

Pembelajaran jarak jauh yang dianggap tidak menarik pada akhirnya berdampak terhadap berkurangnya minat siswa dalam belajar. Hal ini menyebabkan terjadi penurunan kualitas pembelajaran.

Dari hal ini, berbagai solusi pun terus dikembangkan. Hybrid Learning atau sistem pembelajaran campuran antara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau online dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau offline diyakini merupakan solusi yang paling tepat terhadap permasalahan tersebut.

Berikut cerita dua sekolah yang merasakan manfaat langsung hybrid learning.

Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka. (Gredu)

SMP Gita Kirtti 5, Jakarta

SMP Gita Kirtti 5 atau yang lebih dikenal dengan SMP GiKi 5, merupakan SMP swasta yang berlokasi di Jakarta Pusat.

Selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), SMP GiKi 5 sudah menerapkan berbagai cara untuk menunjang pembelajaran, seperti video conference, grup pesan online, hingga kunjungan rumah (home visit) untuk siswa yang dirasa kurang pemahamannya.

Sayangnya, seringkali pesan terlewat oleh siswa serta masalah waktu dan jarak membuat usaha tersebut menjadi kurang efektif.

Untuk menyiasati hal tersebut, sistem hybrid learning dengan menggunakan Learning Management System (LMS) pun dilakukan SMP GiKi 5.

LMS digunakan untuk mempermudah pemberian materi ajar, penyebaran tugas, pemberian nilai dan rapor, serta komunikasi dengan para orang tua.

Dyaz Saputri, salah seorang guru SMP GiKi 5, percaya hal ini dapat meningkatkan hasil serta minat belajar siswa karena dibuat sebagai solusi kendala pembelajaran online.

Setelah sembilan bulan menerapkan sistem pembelajaran campuran (hybrid learning) dan menggunakan LMS, hal ini pun terbukti dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa dan memperbaiki learning loss pada siswa-siswi SMP GiKi 5.

Selain itu, penggunaan teknologi pendidikan ini juga memudahkan administrasi dan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua. Siswa dan orang tua tidak lagi kewalahan dalam mengelola informasi di pesan grup dan memiliki personal space kegiatan sekolah dan rumah yang selama ini menjadi kendala.

"Pada saat PTS semester yang lalu (Semester I 2021/2022), kami meminta Gredu menghadirkan fitur rapor untuk PTS. Dengan sigap, Gredu menjawab kebutuhan tersebut. Hasilnya, kami tidak perlu repot-repot mengetik dan menghitung kembali nilai anak murid kami," tutur Dyaz.

SDN Curug, Jawa Barat

SDN Curug merupakan Sekolah Dasar Negeri yang dikenal sebagai sekolah perintis literasi di Cibinong, Jawa Barat. Tidak lama setelah Covid-19 muncul di Indonesia, SDN Curug memikirkan pembelajaran yang tepat dalam menghadapi pandemi.

Setelah mencoba menggunakan form digital dalam mengerjakan tugas dan ujian, SDN Curug belum merasa puas karena sistem tersebut memaksa guru bekerja dua kali.

Dalam rangka menyempurnakan hybrid learning, SDN Curug menggunakan Learning Management System (LMS) di sekolah. LMS digunakan untuk mempermudah guru membuat soal, absensi, memberikan materi pelajaran, memeriksa pekerjaan siswa, hingga membuat rapor semester.

Hal ini pun sangat membantu dan bermanfaat untuk guru-guru SDN Curug. LMS juga dirasa memberikan manfaat ekstra untuk orang tua mengawasi tugas dan nilai anak di rumah.

Walaupun saat ini siswa telah kembali melewati pembelajaran tatap muka, penggunaan LMS justru membuat kegiatan belajar menjadi semakin efektif dan efisien.

"Sempitnya jam pelajaran di sekolah, membuat guru harus berpikir ekstra untuk memaksimalkan jam pelajaran. Dengan penggunaan LMS, kita dapat mengirimkan materi dan mendorong siswa untuk membacanya sebelum pelajaran dimulai. Sehingga pembelajaran di ruang kelas difokuskan pada pertanyaan dan pembahasan yang lebih dalam," ujar Ummu Hani, salah seorang guru SDN Curug.

LMS Gredu sebagai Solusi

Kedua sekolah di atas menunjuk Gredu sebagai rekanan untuk transformasi digital di sekolah guna mendukung pembelajaran campuran (hybrid learning). 

Walaupun peralihan dari cara konvensional ke penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran bukanlah hal yang mudah, para guru-guru (dari yang muda hingga senior) bisa dengan cepat beradaptasi dengan teknologi LMS Gredu yang terbilang baru. Adanya Gredu memberikan dampak positif bagi sekolah sehingga lebih teratur dan terorganisir, terutama karena fitur-fiturnya yang efektif.

Sudarsono, Kepala SMP GiKi 5, menyetujui hal tersebut. "Selain membantu guru dan sekolah, kebutuhan terhadap teknologi pendidikan telah menjadi hak dasar setiap anak dalam menempuh pendidikan saat ini, baik saat pembelajaran di rumah maupun kelak ketika kembali sepenuhnya ke sekolah," ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa sekolah harus mampu menyiapkan anak mengikuti perkembangan jaman dan teknologi agar anak tidak terkejut menghadapi perubahan zaman.

BACA SELANJUTNYA

Webinar GREDU ft. ClassIn: Siasati Learning Loss dengan Solusi Kolaboratif