Selasa, 23 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Jum'at, 16 Desember 2022 | 17:14 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Twitter tiba-tiba menangguhkan lebih dari setengah lusin jurnalis di Amerika Serikat yang telah melaporkan secara kritis tentang pemilik baru platform media sosial Elon Musk.

Dilansir dari Al-Jazeera, penangguhan akun ini terjadi tanpa peringatan sebelumnya pada Kamis malam (15/12/2022), datang ketika Musk menuduh jurnalis membahayakan keluarganya dengan "doxxing", atau mengungkapkan informasi nonpublik, tentang lokasinya.

Para jurnalis yang ditangguhkan termasuk wartawan dari The New York Times, The Washington Post, CNN, The Intercept dan Voice of America.

"Mengkritik saya sepanjang hari benar-benar baik-baik saja, tetapi doxxing lokasi real-time saya dan membahayakan keluarga saya tidak," tulis Musk di Twitter, menambahkan bahwa "aturan doxxing yang sama berlaku untuk 'jurnalis' seperti halnya orang lain".

Musk kemudian menuduh jurnalis memposting "pada dasarnya koordinat pembunuhan" yang melanggar kebijakan platform.

Data pelacakan penerbangan yang dikumpulkan oleh Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat adalah informasi publik dan secara rutin dibagikan secara online oleh situs web pribadi seperti FlightAware dan Flightradar24.

Meskipun alasan pasti untuk penangguhan individu tidak jelas, beberapa jurnalis yang ditangguhkan, termasuk Drew Harwell dari Washington Post dan Donnie O'Sullivan dari CNN, telah menulis tentang penangguhan Twitter terhadap akun pelacakan penerbangan dan jet Musk.

O'Sullivan mengatakan selama penampilan di CNN setelah penangguhannya bahwa dia belum membagikan lokasi langsung yang tepat dari jet Musk.

Semua jurnalis yang ditangguhkan, yang juga termasuk Ryan Mac dari New York Times dan Micah Lee dari The Intercept, juga telah menulis secara kritis tentang Twitter dan Musk secara lebih umum.

Ella Irwin, kepala Trust & Safety Twitter, mengatakan kepada NPR bahwa platform akan menangguhkan "setiap akun yang melanggar kebijakan privasi dan membahayakan pengguna lain" tetapi menolak untuk menguraikan keputusan individu.

Musk yang mengklaim dirinya sebagai pendukung kebebasan berbicara absolut, telah berjanji untuk mendorong keragaman pandangan di Twitter dan mengatasi apa yang dia pandang sebagai bias liberalnya di bawah manajemen platform sebelumnya.

Sejak mengambil alih platform dalam kesepakatan $ 44 miliar pada bulan Oktober, Musk telah memangkas tenaga kerja Twitter, merombak kebijakan moderasi dan memulihkan akun yang sebelumnya dilarang, termasuk akun mantan Presiden AS Donald Trump.

BACA SELANJUTNYA

Viral Jamaah Wanita Ribut Saat Salat Idul Adha hingga Jambak-jambakan, Diduga Gegara Hal ini