Sabtu, 20 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Senin, 13 Maret 2023 | 16:22 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada Jumat, 10 Maret 2023, otoritas Amerika Serikat menutup Silicon Valley Bank (SVB) dan menyita semua asetnya, sehingga menjadikannya bank ritel terbesar yang bangkrut sejak 2008. Berita ini langsung memicu kepanikan di dunia pasar keuangan, karena miliaran uang milik perusahaan dan investor terdampar.

Sejak penutupan itu, banyak orang di seluruh dunia telah mengekspresikan keprihatinan mereka di berbagai platform media sosial mereka. Bahkan, CEO Twitter, Elon Musk, adalah salah satu dari mereka yang memberikan pendapat pribadinya tentang masalah ini.

Cuitan Musk keluar setelah CEO Razer, Min-Liang Tan, menyarankan sebuah ide kepada Musk bahwa Twitter harus membeli SVB dan mengubahnya menjadi bank digital. Dalam tanggapannya, Musk mengatakan bahwa ia "terbuka untuk ide itu" seperti dilansir dari Gizchina.

Sebagai bank yang fokus meminjamkan uang untuk bisnis startup, saham SVB mengalami penurunan tajam sebesar 60% dalam waktu seminggu, yang akhirnya memicu regulator untuk menutup bank tersebut.

Jokowi bertemu Elon Musk di pabrik SpaceX Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu, 14 Mei 2022. (Instagram/ Sekretariat Kabinet)

Penutupan SVB dimulai ketika bank mengumumkan bahwa mereka menjual sebagian saham mereka karena kekurangan uang, yang kemudian menyebabkan kehilangan simpanan pelanggan. Berita ini memicu pasar saham untuk merespons dengan cepat dan menjatuhkan saham SVB.

Ketika penutupan bank terjadi, Departemen Perlindungan dan Inovasi Keuangan California memerintahkan penutupan segera bank, dan regulator memilih Federal Deposit Insurance Cooperation untuk menangani semua tugas terkait dengan penutupan SVB.

Perlu dicatat bahwa SVB adalah salah satu bank terbesar di negara ini dengan sekitar 17 cabang di California dan Massachusetts saja. DFPI juga mengatakan bahwa pada penutupan hari kerja pada 9 Maret, SVB memiliki saldo kas negatif sebesar $958 juta. Situasi ini memunculkan kekhawatiran yang lebih besar tentang stabilitas pasar keuangan dan kredibilitas bank dalam industri teknologi keuangan.

BACA SELANJUTNYA

Visa Digital Nomad: Bekerja Sambil Liburan Keliling Dunia