Selasa, 23 April 2024
Rezza Dwi Rachmanta : Rabu, 22 Maret 2023 | 14:11 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Mantan Presiden Y Combinator dan CEO OpenAI, Sam Altman mengungkapkan pendapatnya terkait perkembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Petinggi perusahaan tersebut khawatir bahwa AI akan berimbas pada beberapa hal, termasuk menghilangkan banyak pekerjaan.

Ia tak menampik bahwa bot AI buatan mereka nantinya bisa mengeliminasi pekerjaan manusia di sektor tertentu.

Tak hanya itu, CEO Open AI juga mengkhawatirkan timbulnya sifat malas para siswa dengan adanya chatbot.

Meski begitu, dia tetap mengakui bahwa platform ini bisa disebut sebagai teknologi terhebat yang pernah dikembangkan umat manusia. Sebab, dapat memudahkan pekerjaan kita.

“Kita harus berhati-hati di sini. Saya pikir orang-orang harusnya senang bahwa kami sedikit takut akan hal ini (ChatGPT),” pungkas Sam yang kepada The Economic Times, Rabu (22/3).

Ilustrasi OpenAI. (Unsplash)

Kekhawatiran CEO OpenAI dengan Teknologi Chatbot

Sam mengaku bahwa teknologi ChatGPT ini dapat menghilangkan banyak pekerjaan. Bahkan, sampai mengeleminasi beragam pekerjaan dengan kecanggihannya.

“Benar AI dapat mengeleminasi berbagai pekerjaan yang ada sekarang. Namun, alasan dikembangkannya AI, dalam imbasnya untuk hidup kita dan meningkatkannya, ini dapat menjadi teknologi terbaik yang dikembangkan oleh manusia,” imbuh Sam.

Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah di bidang pendidikan. Sam menyebut bahwa chatbot berbasis AI besutannya ini dapat menyebabkan para siswa di sekolah semakin malas.

“Pendidikan akan berubah. Meski, selalu terjadi dengan adanya teknologi. Saat kita memiliki kalkulator, cara kita mengajarkan matematika dan memberi ujian kepada siswa benar-benar berubah,” jelasnya.

Kemudian, dia juga turut khawatir ChatGPT ini disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Misalnya untuk menyebarkan disinformasi dalam sekala besar.

Sam Altman (kanan), pendiri ChatGPT sekaligus CEO OpenAI. (Twitter/ @sama)

Dikutip dari Gadgetdiva.id (jaringan Suara.com), Sam menekankan pentingnya regulator dan masyarakat untuk bekerja sama dan saling melindungi sehingga meminimalisir dampak buruk yang terjadi akibat inovasi ini.

Dia juga turut menghimbau masyarakat untuk tidak menjadikan ChatGPT ini sebagai sumber utama informasi faktual. Mereka harus tetap memeriksa hasilnya kembali.

Lebih lanjut, pihaknya berharap pengguna ChatGPT dapat menganggap platform tersebut sebagai “co-pilot” dalam berbagai bidang. Misalnya, untuk membantu menulis kode komputer atau menyelesaikan masalah lainnya.

Kekhawatiran Sam Altman ini muncul tepat setelah OpenAI merilis ChatGPT-4. Merupakan model AI bahasa terbarunya.

Pada pengujiannya, ChatGPT-4 ini mampu meraih 90% nilai pada ujian bar AS dan skor hampir sempurna untuk ujian matematika SAT untuk siswa di sekolah menengah.

Meski memiliki risiko besar, CEO OpenAI ini berharap masyarakat dapat terus membuat sistem yang semakin kuat. Serta, ChatGPT ini dapat digunakan dalam membantu kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam bidang ekonomi dan memperkuat manusia.

BACA SELANJUTNYA

Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif