Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Miliarder pemilik Twitter, Elon Musk, mengungkapkan kejutan yang dirasakannya setelah mengetahui sejauh mana pemerintah Amerika Serikat memiliki akses penuh ke komunikasi di Twitter.
Hal tersebut dia ungkapkan dalam sebuah wawancara denganTucker Carlson dari Fox News seperti dilansir dari Russia Today. Musk mengatakan bahwa dia tidak menyadari hal tersebut sebelum membeli Twitter seharga $44 miliar pada Oktober tahun lalu.
Dalam wawancara tersebut, Musk membenarkan bahwa pesan langsung (direct messages) yang seharusnya pribadi pengguna juga termasuk dalam akses pemerintah AS ke platform media sosial tersebut.
Namun, dia tidak menjelaskan apakah ada agensi tertentu yang memiliki akses ke informasi tersebut atau metode yang digunakan. Belum jelas juga apakah ada perubahan yang dilakukan untuk membatasi akses pemerintah ke komunikasi pribadi masyarakat.
Baca Juga
Sejak menempati posisi CEO Twitter, Musk telah merilis sejumlah dokumen internal dan komunikasi reguler untuk menjelaskan kebijakan sensor yang sebelumnya buram serta hubungan dengan penegak hukum federal dan badan intelijen. Ia bahkan meminta jurnalis independen untuk memecahkan setiap dokumen yang dikeluarkan.
Seorang jurnalis, Matt Taibbi, yang melaporkan kumpulan file pertama pada bulan Desember lalu, baru-baru ini menggambarkan kolusi antara platform media sosial, organisasi non-pemerintah dan pemerintah AS untuk menekan informasi yang tidak mereka sukai sebagai "kompleks sensor-industri." Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran tentang kebebasan pers dan ketidakmampuan masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar dan akurat.
Bulan lalu, Taibbi bersama jurnalis Twitter Files Michael Shellenberger dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan Subkomite Pilih tentang Persenjataan Pemerintah Federal. Situasi ini menciptakan pertanyaan penting tentang sejauh mana pemerintah memiliki hak untuk mengakses dan membatasi komunikasi pribadi masyarakat di media sosial.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Telco X: "X" terbaru yang dibawa Elon Musk ke Indonesia?
-
Bobol Twitter dan Curi Kripto dengan Nominal Fantastis, Hacker Ini Dibui Cuma 5 Tahun
-
Ketahuan Selingkuh, Nama Syahnaz Sadiqah Rajai Kolom Trending di Twitter
-
Twitter akan Sediakan Fitur Pembayaran, Mau Jadi E-Commerce?
-
Mario Dandy Tertawa Lebar Setelah Sidang, Netizen: Sumpah Pengen Tampol
-
Pemerintah AS Kepergok Beli Data Personal Warga, Ngeri!
-
Deretan Orang Terkaya di Dunia 2023: Posisi Elon Musk Digusur Juragan Louis Vuitton
-
Tasyi Athasyia Ketahuan Bayar Buzzer untuk Pulihkan Namanya, Netizen: Gak Habis Fikri
-
Manfaatkan Pengaruh, Elon Musk Dituduh Memanipulasi Harga Dogecoin
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China