Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Para ahli dan pemimpin teknologi seperti Elon Musk dan Sundar Pichai dari Google dan Alphabet telah mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat. Dalam sebuah wawancara, Pichai mengatakan bahwa masyarakat belum siap untuk kemajuan pesat AI, karena pekerjaan yang akan terganggu oleh teknologi ini akan mencakup pekerjaan pengetahuan seperti penulis, akuntan, arsitek, dan insinyur perangkat lunak.
Dilansir dari Sputnik News, Pichai juga memperingatkan bahwa AI dapat menyebabkan masalah disinformasi dan berita palsu yang lebih besar, dan mengklaim bahwa itu dapat menyebabkan kerusakan yang serius. Meskipun demikian, Pichai tetap optimis bahwa manusia dapat beradaptasi dengan teknologi ini.
Namun, kekhawatiran Musk tentang AI yang lebih maju dari GPT-4 sangat serius. Musk, bersama dengan sekelompok pakar AI dan eksekutif industri lainnya, menyerukan jeda enam bulan dalam pengembangan sistem AI yang lebih maju daripada GPT-4. Mereka berpendapat bahwa sistem AI dengan kecerdasan kompetitif manusia dapat menimbulkan risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan.
Dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan pada akhir Maret, Musk, pendiri Apple Steve Wozniak, dan CEO Stability AI Emad Mostaque, di antara para penandatangan lainnya, menyerukan agar jeda tersebut bersifat publik, diverifikasi, dan mencakup semua aktor publik. Mereka juga menekankan perlunya protokol keselamatan yang ketat dan diawasi oleh para ahli independen dalam pengembangan AI canggih.
Baca Juga
Goldman Sachs baru-baru ini merilis laporan yang mengklaim bahwa AI dapat menggantikan setara dengan 300 juta pekerjaan penuh waktu. Sektor administrasi dan hukum disebutkan sebagai sektor yang paling rentan, dengan 46% pekerjaan administratif dan 44% pekerjaan hukum berisiko diganti oleh AI.
Kemunculan GPT-4, model bahasa besar yang lebih kuat dari sebelumnya dan mendukung ChatGPT dari OpenAI, menunjukkan betapa pentingnya masalah ini dan perlunya tindakan yang cepat dan tepat dalam pengembangan AI canggih. Kita harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa perkembangan AI tidak membahayakan kemanusiaan dan masyarakat secara keseluruhan.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
-
Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
-
Apa yang Bisa Dilakukan AI pada Samsung Galaxy S24 Series
-
Gandeng Universitas Terkemuka di Indonesia, Yandex Gelar Kampanye Kecerdasan Buatan
-
Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
-
10 Istilah AI yang Harus Diketahui
-
Qualcomm Bahas Hybrid AI, Dapat Menghasilkan Karya Digital dan Banyak Manfaat
-
Apa itu Google Gemini? Teknologi AI Pesaing ChatGPT
-
Mission EVO Rilis di Google Play Store, Game Survival Shooter Terbaru
-
Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis