Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Keberadaan malware harus diwaspadai karena ia dirancang untuk merusak sistem dan merugikan target. Kaspersky menemukan bahwa serangan malware mengalami lonjakan pada tahun 2023.
Malware ini menargetkan pengguna korporat dan menyebar melalui spam email.
Penyerang menggunakan teknik rekayasa sosial tingkat lanjut: mereka mencegat korespondensi kerja yang ada dan meneruskan lampiran PDF berbahaya ke utas email yang sama. Metode terakhir dianggap tidak biasa untuk malware tersebut.
Terhitung sejak 4 April, lebih dari 5.000 email berisi lampiran PDF telah diterima di berbagai negara, dengan kampanye yang terus berlanjut. Peneliti Kaspersky melakukan analisis teknis terhadap skema tersebut.
Baca Juga
Qbot adalah Trojan perbankan terkenal yang berfungsi sebagai bagian dari jaringan botnet. Malware ini mampu mencuri data seperti kata sandi dan korespondensi kerja.
Selain itu, memungkinkan penyerang untuk mengontrol sistem yang terinfeksi dan menginstal ransomware, atau Trojan lain di perangkat lainnya dalam jaringan.
Dikutip dari Gadgetdiva.id (jaringan Suara.com), operator malware menggunakan berbagai skema distribusi, termasuk mengirim email dengan lampiran PDF berbahaya â yang tidak ditemukan dalam kampanye sebelumnya.
Malware didistribusikan melalui korespondensi kerja asli dari calon korban, yang telah dicuri oleh penjahat dunia maya. Mereka meneruskan email ke semua partisipan yang ada dan biasanya meminta mereka untuk membuka lampiran PDF berbahaya dalam berbagai situasi.
Misalnya, penyerang dapat meminta untuk membagikan seluruh dokumentasi terkait dengan lampiran atau mengkalkulasikan jumlah kontrak sesuai dengan perkiraan biaya yang terdapat dalam lampiran.
âKami merekomendasikan perusahaan untuk tetap waspada karena malware Qbot sangat berbahaya, meskipun fungsi intinya tidak berubah selama dua tahun terakhir. Agar tetap aman, periksa dengan cermat berbagai tanda bahaya, seperti ejaan alamat email pengirim, lampiran mencurigakan, kesalahan tata bahasa, dan sebagainya,â kata Darya Ivanova, Analis Malware di Kaspersky.
Terkini
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
- Update Software Samsung Galaxy S24 Series, Hadirkan Pengalaman Display Vivid yang Makin Optimal
Berita Terkait
-
Laporan Unit 42 Palo Alto Networks: 66 Persen Malware Disebarkan Melalui PDF
-
Malware Anyar Targetkan Perangkat iOS, Bisa Memata-matai Pengguna
-
3 Jenis Program Berbahaya yang Menyerang Pengguna Android, Kenali Perbedaannya
-
Malware Jenis Baru Ini Bergerilya Curi Data Pengguna Ponsel, Bikin Ngeri
-
Apa Itu Ransomware yang Dianggap Berbahaya, Lengkap Sejarah Perkembangannya
-
Pakar Kaspersky Uji Kemampuan Chatbot AI untuk Deteksi Phising, Begini Hasilnya
-
Ramai Penipuan di Email Gmail, Google Sampai Harus Turun Tangan Sebarkan Peringatan
-
Ancaman Siber, Pakar Temukan Aplikasi Berbahaya Google Play Dijual di Darknet
-
60 Aplikasi di Google Play Store Disusupi Malware Berbahaya, Bisa Curi Data
-
Cara Membuat Email Baru di HP, Mudah Ikuti Langkah Ini