Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pakar teknologi dan pendiri DeepAI, Kevin Baragona, bergabung dengan tokoh seperti Elon Musk dan Steve Wozniak, dalam menandatangani surat terbuka yang meminta penangguhan pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat.
Kevin Baragona mengingatkan bahwa teknologi pengenalan wajah yang digunakan oleh AI dapat disalahgunakan untuk tujuan jahat, seperti "mengintai" orang.
Menurutnya, hanya dengan sebuah foto dan perangkat lunak AI canggih yang ada saat ini, seseorang dapat menemukan segala hal tentang seseorang di internet, termasuk keberadaan dan aktivitasnya, dan hal ini dapat digunakan untuk tujuan menguntit.
Dilansir dari Sputnik News, Kevin Baragona adalah CEO platform online DeepAI yang menggunakan algoritma deep learning untuk menghasilkan karya seni.
Baca Juga
-
Pro Player MLBB Lebih Waspadai Joy Dibanding Arlott, Ini Penyebabnya
-
Xiaomi Kenalkan Redmi Note 12 Pro, Usung Chipset 4G Powerful
-
Sony Indonesia Resmi Perkenalkan Sony Car Audio dengan Kualitas Unggulan
-
Deretan Anime Komedi Kocak Cocok untuk Usir Rasa Suntuk
-
Tips agar HP Irit Baterai saat Bepergian, Tak Perlu Aktifkan Airplane Mode
Meski demikian, ia menjadi kritikus keras terhadap perlombaan AI yang tak terkendali, dan berpendapat bahwa "seseorang harus menghentikan industri AI."
Ia mengingatkan bahwa jika seseorang bertemu dengan orang di tempat umum dan dapat mengambil foto mereka, melalui layanan online, orang tersebut bisa menemukan nama dan lokasi orang tersebut, bahkan dapat memprediksi ke mana orang tersebut akan pergi.
Baragona juga menyoroti ancaman penggunaan AI oleh pemerintah dan penegak hukum Amerika Serikat "secara rahasia."
Kekhawatiran bahwa teknologi ini dapat memberikan akses terhadap aktivitas online dan keberadaan nyata seseorang sejalan dengan peringatan baru-baru ini dari firma hukum Amerika, C.A. Goldberg, yang mengkhususkan diri dalam kejahatan terkait AI.
Peringatan tentang perangkat lunak pengenalan wajah yang menggunakan AI ini muncul saat perusahaan bernama PimEyes di Inggris tengah menghadapi masalah hukum.
Meskipun perusahaan ini mengklaim bahwa risiko penyalahgunaan layanan mereka sangat minim dan basis data mereka aman, kelompok kampanye hak sipil Inggris, Big Brother Watch, menyebutnya sebagai "ancaman besar terhadap privasi jutaan penduduk Inggris."
Kekhawatiran tersebut adalah bagian dari serangkaian masalah terkait kecerdasan buatan yang semakin berkembang dengan cepat dan menjadi "lebih pintar" daripada manusia.
Kevin Baragona dan Elon Musk menandatangani surat terbuka yang meminta penangguhan pengembangan sistem AI yang lebih maju daripada GPT-4 selama enam bulan.
Surat tersebut mengungkapkan bahwa "sistem AI dengan kecerdasan yang setara dengan manusia dapat menimbulkan risiko besar bagi masyarakat dan umat manusia, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian yang ekstensif dan diakui oleh laboratorium AI terkemuka."
Kevin Baragona menyatakan kekhawatirannya terhadap perkembangan AI yang pesat dalam sebuah wawancara, bahwa AI adalah hal yang menakutkan, dan pertanyaannya adalah apa yang sedang mereka bangun? Mengapa kita butuh hal seperti ini? Ini memang menyenangkan, keren, dan disukai orang-orang, tapi hampir terlalu bagus dan terlalu mengganggu.
Terkini
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
- Update Software Samsung Galaxy S24 Series, Hadirkan Pengalaman Display Vivid yang Makin Optimal
- Nuon Optimistis Dorong Transformasi Digital Melalui Inovasi di Industri Hiburan
- Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
- Kolaborasi Plan Indonesia dan Microsoft, Luncurkan Program AI TEACH for Indonesia
Berita Terkait
-
Galaxy AI Segera Hadir di Samsung Galaxy Z Flip5 dan Galaxy Z Fold5
-
Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
-
Kolaborasi Plan Indonesia dan Microsoft, Luncurkan Program AI TEACH for Indonesia
-
Apa yang Bisa Dilakukan AI pada Samsung Galaxy S24 Series
-
Gandeng Universitas Terkemuka di Indonesia, Yandex Gelar Kampanye Kecerdasan Buatan
-
Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
-
10 Istilah AI yang Harus Diketahui
-
Ekspansi Bespin Global di Indonesia, Bidik Pasar Cloud dan Generatif AI
-
Pentingnya Edge AI untuk IoT Generasi Mendatang
-
MediaTek Manfaatkan Meta Llama 2, Tingkatkan AI Generatif Komputasi Edge