Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Semakin canggihnya teknologi ternyata dapat membuat orang kehilangan pekerjaan. Munculnya manufaktur robot akan secara dramatis mengubah pasar tenaga kerja di Asia Tenggara.
Menurut sebuah laporan terbaru, hal tersebut dapat mengakibatkan lonjakan perdagangan manusia atau human trafficking, perbudakan ilegal, dan pelanggaran ketenagakerjaan lainnya.
Laporan "Human Rights Outlook 2018" dari perusahaan konsultan analisis resiko Verisk Maplecroft memaparkan skenario prediksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai pasar tenaga kerja. Laporan tersebut mengatakan bahwa 56 persen pekerja di Kamboja, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Vietnam akan kehilangan pekerjaan mereka karena mesin otomatisasi selama 20 tahun ke depan.
Mesin otomatisasi atau robot dapat menghasilkan penyalahgunaan dan pelanggaran jutaan tenaga kerja global. Hal itu tidak dapat terjadi kecuali pemerintah setempat mengambil langkah awal dengan mencegah masifnya mesin otomatisasi.
Baca Juga
Otomatisasi memuncaki daftar lima masalah dalam laporan tahunan Human Rights Outlook. Hal itu diidentifikasi sebagai tantang signifikan terhadap operasi dan rantai pasokan perusahaan multinasional sekarang di masa depan.
Dilansir dari Cnet, negara-negara di Asia Tenggara tersebut beresiko meningkatkan perbudakan dan human trafficking karena ketergantungan tenaga kerja pada pekerjaan berketerampilan rendah. Selain itu tingginya tingkat pelanggaran hak pekerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi.
Untuk menyelidiki bagaimana otomatisasi robot akan berdampak pada pekerja, Verisk Maplecroft menerapkan indeks risiko tenaga kerja spesifik ke data ILO. Data tersebut tersebar di 21 sektor di mana lapangan pekerjaan berisiko tinggi diganti dengan mesin otomatisasi.
Sektor-sektor tersebut termasuk pertanian, kehutanan, perikanan, manufaktur, konstruksi, dan retail.
Vietnam adalah negara dengan tingkat resiko paling tinggi. 36 juta orang beresiko kehilangan pekerjaan karena robot atau mesin otomatisasi.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Peran Universitas Gunadarma Dalam Mengembangkan Robotik Untuk Indonesia
-
Dyson Umumkan Jajaran Produk Cerdas untuk Membersihkan Rumah
-
NASA Siap Kirim Robot Ular untuk Selidiki Adanya Kehidupan di Satelit Saturnus
-
Yeedi Menghadirkan Robot Vacuum dengan Teknologi AI yang Lebih Efisien
-
Jumlah Korban Robot Rading Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo Capai 25 Ribu Orang
-
Microsoft Pakai ChatGPT untuk Kendalikan Robot, Ngeri-Ngeri Sedap
-
Tak Cuma Lakukan PHK Karyawan, Google Juga Berhentikan Robot Pembersih Kantin
-
Startup Ini Bangun Robot AI Pemetik Tomat, Pangkas Biaya Panen 50 Persen
-
Sempat Mau Pakai Robocop, Kepolisian San Francisco Kini Batal Pakai Robot Polisi
-
Robocop Bakal Jadi Kenyataan, Kepolisian San Francisco Berencana Kerahkan Robot untuk Tangani Aksi Kriminal