Senin, 29 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 13 Juli 2018 | 19:47 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Semakin canggihnya teknologi ternyata dapat membuat orang kehilangan pekerjaan. Munculnya manufaktur robot akan secara dramatis mengubah pasar tenaga kerja di Asia Tenggara.

Menurut sebuah laporan terbaru, hal tersebut dapat mengakibatkan lonjakan perdagangan manusia atau human trafficking, perbudakan ilegal, dan pelanggaran ketenagakerjaan lainnya.

Laporan "Human Rights Outlook 2018" dari perusahaan konsultan analisis resiko Verisk Maplecroft memaparkan skenario prediksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai pasar tenaga kerja. Laporan tersebut mengatakan bahwa 56 persen pekerja di Kamboja, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Vietnam akan kehilangan pekerjaan mereka karena mesin otomatisasi selama 20 tahun ke depan.

Sumber: Bastian Solution

Mesin otomatisasi atau robot dapat menghasilkan penyalahgunaan dan pelanggaran jutaan tenaga kerja global. Hal itu tidak dapat terjadi kecuali pemerintah setempat mengambil langkah awal dengan mencegah masifnya mesin otomatisasi.

Otomatisasi memuncaki daftar lima masalah dalam laporan tahunan Human Rights Outlook. Hal itu diidentifikasi sebagai tantang signifikan terhadap operasi dan rantai pasokan perusahaan multinasional sekarang di masa depan.

Dilansir dari Cnet, negara-negara di Asia Tenggara tersebut beresiko meningkatkan perbudakan dan human trafficking karena ketergantungan tenaga kerja pada pekerjaan berketerampilan rendah. Selain itu tingginya tingkat pelanggaran hak pekerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi.

Sumber: Technosoft Engineering

Untuk menyelidiki bagaimana otomatisasi robot akan berdampak pada pekerja, Verisk Maplecroft menerapkan indeks risiko tenaga kerja spesifik ke data ILO. Data tersebut tersebar di 21 sektor di mana lapangan pekerjaan berisiko tinggi diganti dengan mesin otomatisasi.

Sektor-sektor tersebut termasuk pertanian, kehutanan, perikanan, manufaktur, konstruksi, dan retail.

Vietnam adalah negara dengan tingkat resiko paling tinggi. 36 juta orang beresiko kehilangan pekerjaan karena robot atau mesin otomatisasi.

BACA SELANJUTNYA

Peran Universitas Gunadarma Dalam Mengembangkan Robotik Untuk Indonesia