Hitekno.com - Hyperloop versi Elon Musk sudah dikenalkan sejak tahun 2012 dan mencapai rekor kecepatan yang mengagumkan. Namun sepertinya beberapa mahasiswa teknik berhasil membuat rekor kecepatan kecepatan Hyperloop pecah.
Pada tahun 2013 lalu Elon Musk mengenalkan secara resmi ke publik konsep kereta dalam tabung supersoniknya. Sejak saat itu Elon Musk berambisi membangun perangkat keras yang dapat membawa kita dengan kecepatan tinggi.
Dia berambisi dapat memabawa orang-orang di masa depan dengan kecepatan 20 persen lebih tinggi daripada kecepatan tertinggi pesawat komersial.
Rekor kecepatan Hyperloop sebelumnya sebesar 240 mil per jam atau 386 kilometer per jam. Dilansir dari Cnet, sebuah tim yang bernama WARR Hyperloop berhasil membuat rekor kecepatan Hyperloop yang baru. Tim yang terdiri dari para mahasiswa teknik di Technical University of Munich berhasil membuat rekor kecepatan Hyperloop pecah.
Pada hari Minggu kemarin, mereka memenangkan kompetisi SpaceX's 2018 Hyperloop Pod dan meraih kecepatan tertinnggi sebesar 284 mil per jam atau 457 kilometer per jam.
Namun rekor tersebut hanya dapat dipandang dari sudut kecepatannya saja. Selain itu rekor juga datang dengan catatan khusus pasalnya tim WARR Hyperloop menang dengan menguji pod Hyperloop dengan ukuran kecil.
(Sumber: Youtube.com/ WARR Hyperloop)
Ukuran pod itu hanya sebesar anak kecil dan berbeda dengan pod Hyperloop sebenarnya. Virgin Hyperloop One besutan Richard Branson pernah menguji Hiperloop berukuran besar (versi sebenarnya) dengah kecepatan hampir 240 mph atau 386 kilometer per jam.
Namun terlepas dari semua itu keberhasilan membuat rekor kecepatan Hyperloop pecah patut diapresiasi karena itu merupakan cikal bakal alat transportasi masa depan.
Baca Juga:
Jessica Jones dan Arrow Akan Hadir di POPCON Asia 2018
Berita Terkait
Berita Terkini
-
Bukan Sekadar Hiburan, Ternyata Film Horor Bisa Latih Mental Hadapi Stres
-
Ilmuwan Temukan Topeng dan Cangkir Berusia 5.000 Tahun, Terbuat dari Tulang Manusia
-
BMKG Ungkap Biang Kerok Cuaca Panas, Musim Pancaroba dan Posisi Matahari Jadi Alasan
-
AI Bisa Ciptakan Virus yang Membunuh Bakteri, Haruskah Manusia Takut?
-
Gerhana Bulan 7-8 September 2025: Jam, Lokasi, dan Cara Menyaksikannya di Indonesia