Senin, 29 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Minggu, 05 Agustus 2018 | 17:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - JVMP 2018 atau Jogjakarta Video Mapping Project 2018 merupakan salah satu rangkaian acara dari FKY 2018 (Festival Kebudayaan Yogyakarta 2018). Acara yang diadakan di sepanjang jalan Malioboro dan Nol KM ini berhasil menghibur ratusan warga Yogyakarta yang sedang melintas.

Acara video mapping menampilkan instalansi cahaya dan video mapping di beberapa titik di jalan Malioboro.

JVMP berlangsung pada tanggal 2-4 Agustus 2018 dan berhasil memikat wisatawan yang ada di sekitar area Malioboro.

Acara ini sudah berlangsung sejak tahun 2013. Pada setiap pelaksanaannya, JVMP menampilkan presentasi video objek bangunan landmark kota. Tak hanya di Yogyakarta, JVMP pernah tampil di kota lain bahkan sampai luar negeri.

Terdapat banyak seniman visual dari berbagai daerah di Indonesia yang hadir untuk memeriahkan acara tersebut.

Karya seni mereka sebagian besar merupakan pameran instalasi cahaya dan video mapping.

Buat kamu yang belum mengerti mengenai video mapping, kami akan jelaskan poin-poin pentingnya.

Video mapping merupakan perpaduan teknologi dan karya seni melalui media perantara proyektor, komputer, dan layar sebagai media proyeksi.

Layar bisa berupa gedung maupun tembok datar.

Untuk programnya banyak sekali program komputer untuk video mapping. Program tergantung dari sistem operasi komputer kita apakah Window, Mac atau Linux.

Salah satu program yang banyak digunakan adalah VPT (untuk Window dan Mac).

Dengan kombinasi proyektor, komputer, media proyeksi, efek suara, dan program komputer, para seniman visual dapat menampilkan video mapping yang menakjubkan.

Berikut deretan seniman visual yang tampil pada JVMP kemarin:

Anung Srihadi X Rahmat Gepeng Njawani - Yogyakarta
Banjar Triandaru - Yogyakarta
Chiefy Flicker x ARWTK - Jakarta
Eureca Indonesia - Jakarta
Fanikini - Yogyakarta
Furyco Studio - Bandung
Isha Hening - Jakarta
Ismoyo Adhi - Yogyakarta
Kevin Rajabuan - Yogyakarta
Kokoksaja X APE - Bali
Lepaskendali Labs - Yogyakarta
Lintang Radittya - Yogyakarta
Luwky - Malang
LZY Visual - Surabaya
MöDAR - Yogyakarta
Motion House - Jakarta
Raphael Donny - Yogyakarta
S.Wibowo J. - Jakarta
UVISUAL - Bandung
Waft Lab - Bandung

Salah satu seniman yang menampilkan karya seni interaktif adalah seniman kreatif dari Bali yang bernama Kokoksaja X APE.

Dipanggil dengan sebutan Mas Kokok, seniman ini menampilkan sebuah layar yang diletakkan di depan Museum Benteng Vrederburg, Malioboro, Yogyakarta.

Karya seni interaktif berhasil memikat banyak pengunjung di sekitar sana. Judul karyanya adalah "To be a Giant is a childhood dream", yang menampilkan pesan "Jangan Diam, Menarilah!".

Banyak anak kecil maupun orang tua yang menyempatkan waktu berlama-lama di depan karyanya.

Pengunjung dapat menari dan layarnya akan menampilkan efek cahaya yang berwarna warni.

Mas kokok menyebutkan bahwa ia hanya ingin membuat karya yang membuat pengunjung dapat bersenang-senang. Karya tersebut dikerjakannya selama seminggu.

Menggunakan algoritma pemrograman serta salah satu program Touch Designer, layar yang menampilkan efek cahaya berhasil membuat senang pengunjung terutama anak-anak.

Acara puncaknya 4 Agustus di titik Nol Kilometer Yogyakarta. Gedung BNI dijadikan media proyeksi untuk puncak acara Video Mapping.

Terdapat delapan karya yang ditampilkan dari para seniman visual (Chiefy Flicker x ARWTK, Eureca Indonesia, Furyco Studio, Isha Hening, LZY Visual, S.Wibowo J., UVISUAL, dan JVMP All Star).

Gedung BNI yang dijadikan media proyeksi menampilkan efek cahaya yang mengagumkan seperti terbakar, runtuh, bahkan warga Yogyakarta disuguhi cerita pewayangan dengan efek visual yang modern.

Kamu dapat melihat videonya disini.

YouTube. (HiTekno.com)

BACA SELANJUTNYA

Manfaatkan Interior Gunungan, Ini Kolaborasi Epik JVMP Bareng 3 DJ