Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Manusia ternyata telah memproduksi dan mengkonsumsi keju ribuan tahun yang lalu. Keju tertua di dunia berhasil ditemukan di sebuah makam kuno di Mesir.
Keju tersebut ternyata berumur 3200 tahun dan terdapat kandungan zat yang berbahaya di dalamnya. Penelitian ini telah diterbitkan di dalam jurnal sains Analytical Chemistry pada jumat (17/08/2018) lalu.
Penulis mengatakan bahwa temuan itu mungkin merupakan sisa arkeologi keju paling purba yang pernah ada di dunia.
Kembali pada abad ke-13 SM, terdapat gumpalan padat berwarna putih yang tersimpan rapi di dalam kendi. Meskipun lebih dari 30 abad terpapar dengan suhu padang pasir yang panas, keju purba tersebut masih menyimpan senyawa atau kandung kimia yang masih asli.
Baca Juga
Adanya senyawa itu membuat para ilmuwan dapat mempelajari asal mula keju purba.
Dilansi dari Gizmodo, Guci berisi keju purba ditemukan di samping makam Ptahmes, walikota Mesir Hilir yang terletak di Memphis. Ptahmes diyakini memerintah Mesir dari tahun 1292 SM hingga 1189 SM.
Saat kematiannya status Ptahmes termasuk ''orang besar'' sehingga makamnya didesain dengan status imam besar dewa Amun, dewa Mesir pada saat itu.
Tampaknya kekuasaan Ptahmes sangat besar, sehingga perlakuannya setelah meninggal diberi beberapa benda berharga seperti keju ini.
Untuk mempelajari asal mula keju, tim peneliti yang dipimpin oleh Enrico Greco dari University of Catania di Italia harus menyusun cara yang benar-benar baru untuk menganalisa protein.
Hal itu dikarenakan selama 33 abad paparan lingkungan gurun mengubah sifat kimia dari keju purba terutama kandungan lemaknya.
Protein dianalisis secara hati-hati menggunakan spektrometri massa dan kromatografi cair.
Analisis menunjukkan bahwa produk keju diproduksi dengan mencampurkan susu dari kambing, domba, dan anehnya, kerbau Afrika.
Di Afrika sendiri kerbau Afrika tidak diperah dan disimpan untuk hewan perah atau hewan ternak.
Bagian atas dilapisi kain kanvas yang diprediksi digunakan untuk menutupi keju atau mempertahankan keju agar berbentuk padat.
Para peneliti juga menemukan penanda peptida yang mengandung Brucella Melitensis (bakteri yang menyebabkan brucellosis).
Brucellosis biasanya tidak fatal, tetapi itu buruk bagi kesehatan. Gejala Brucellosis termasuk demam, nyeri otot, pembengkakan testis hingga radang sendi.
Ilmuwan yakin bahwa bakteri itu muncul karena susu tidak dipateurisasi (dipanaskan untuk menghilangkan bakteri)
Penemuan keju purba ini sangat membantu ilmuwan karena membantu memecahkan teka-teki yang ada sebelumnya. Mesir kuno tidak asing lagi dengan brucellosis. Akhirnya ilmuwan tahu bahwa penyakit itu disebabkan melalui perantara keju purba.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Windah Basudara Tamatkan Game Keju Joget
-
Lihat Penampakan Keju di Martabak Ini, Ukurannya Jadi Sorotan
-
Salfok Lihat Makanan "Menggunung", Netizen: Keju Topping Martabak
-
Ingin Jaga Kebersihan, Wanita Ini Tak Sadar Cuci Tangan Pakai Keju
-
Minta Martabak Cokelat Keju Dipisah, Malah Ini yang Didapatkan
-
Throwback, Ini Deretan Penemuan Misterius yang Buat Heboh 2018
-
Ilmuwan Berhasil Ungkap Binatang Misterius Purba
-
Ilmuwan Temukan Keju Tertua di Dunia