Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - 1883 menjadi masa terburuk sepanjang sejarah Indonesia. Pasalnya, pada Mei 1883, Gunung Krakatau mulai memberikan tanda-tanda letusan dahsyatnya.
Puncaknya pada Agustus 1883, Gunung Krakatau memuntahkan seluruh isinya yang mengguncang dunia.
Gunung Krakatau benar-benar menciptakan kiamat kecil yang mengejutkan seluruh dunia. Banyak korban jiwa dan banyak perubahan terjadi di alam semesta.
Pada Minggu, 26 Agustus 1883, pukul 12.53, Gunung Krakatau menyemburkan awan gas yang bercampur material vulkanik setinggi 24 kilometer di atas Gunung Perboewatan.
Baca Juga
-
Xiaomi Pocophone F1 Meluncur di Indonesia, Ini Harga Resminya
-
Pantau Status Penerbangan Pesawat dengan Aplikasi Flightradar24
-
Hindari Hate Speech Jadi Top Comment di Instagram dengan Cara Ini
-
Aplikasi Aipoly, Bantu Para Penyandang Tuna Netra Kenali Benda
-
Thread Tulisan di Belakang Truk Ala Sujiwo Tejo Ini Banjir Reaksi
Tepat pada tanggal 27 Agustus 1883, Gunung Krakatau mengalami erupsi besar yang sangat mengerikan. Suara ledakannya terdengar hingga Sri Lanka dan Australia.
Menurut banyak penelitian, bunyi letusan Gunung Krakatau lebih keras sepuluh ribu kali lipat jika dibandingkan dengan suara ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Tidak hanya menciptakan suara dahsyat, goncangan karena letusan ini sukses menimbulkan deretan tsunami raksasa yang kekuatannya jauh melebihi bencana Aceh beberapa tahun yang lalu.
Para peneliti memperkirakan tsunami yang terjadi karena erupsi Krakatau mencapai tinggi 100 kaki atau hampir 30 meter. Tsunami besar ini memakan korban tewas lebih dari 50 persen.
Letusan besar yang mengguncang Bumi dan menciptakan tsunami juga membawa material abu ke angkasa. Erupsi besar-besaran tersebut membuat langit semakin gelap selama tiga hari lamanya.
Tidak hanya di Indonesia, beberapa negara lainnya juga terkena imbas dari letusan maha dahsyat ini.
Langit menjadi begitu gelap saat siang hari dan debu vulkanis runtuh dari langit dan menutupi sebagian Bumi dengan abu sedalam hampir tiga meter.
Jutaan ton debu vulkanis ini menutup atmosfir dan membuat sinar matahari tidak mampu menembus Bumi selama beberapa lama. Suasana Bumi menjadi sangat dingin karena menurunya suhu Bumi hingga beberapa derajat.
Tidak sebentar, kondisi terjadi selama beberapa tahun. Tepatnya dari 1883 hingga 1888, lima tahun lamanya.
Banyak yang memprediksi jika Bumi akan semakin berbahaya karena manusia hidup tanpa sinar matahari sama sekali.
Menurut Forbes, erupsi Gunung Krakatau adalah bencana global pertama yang tercatat dalam sejarah.
Walapun sudah terjadi pada 1883 dan super dahsyat, bukan tidak mungkin jika Gunung Krakatau akan kembali 'berontak'.
Ledakan 1883 menyisakan sebuah gunung kecil yang sangat aktif bernama Anak Krakatau. Sama seperti ibunya, banyak peneliti yang yakin jika gunung ini akan kembali memuntahkan isinya dengan kekuatan luar biasa.
Hingga kini, Anak Gunung Krakatau menjadi salah satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?