Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Dua mamalia zaman es ditemukan dalam keadaan awet oleh penambang emas saat menggali di daerah Kanada barat laut. Sebelumnya mereka tidak tahu menahu mengenai barang temuannya, namun ilmuwan mengonfirmasi bahwa salah satunya adalah mumi serigala.
Dua mamalia yang ditemukan diketahui merupakan seekor serigala dan anak karibu. Karibu dikenal sebagai rusa purba yang berasal dari Amerika Utara.
Dua mumi itu ditemukan oleh para penambang di wilayah Yukon tahun 2016 di lapisan permaforst.
Rencananya, penemuan benda itu akan dipamerkan pada sebuah acara adat setempat pada hari Kamis minggu ini (20/09/2018). Namun ilmuwan segera mengetahuinya dan mengungkapkan bahwa itu bukan hewan biasa dan termasuk hewan purba yang termumifikasi dalam lapisan es.
Baca Juga
Lapisan permaforst memang dikenal dapat mengawetkan makhluk tertentu baik dalam bentuk hidup maupun mati. Beberapa waktu lalu, seekor cacing berusia puluhan ribu tahun diketahui ditemukan dalam kondisi hidup di lapisan permaforst.
Setelah dilakukan penelitian oleh para ilmuwan, terdapat hal yang sangat langka dan mengagetkan.
Bagaimana tidak, bagian penting dari mumi serigala seperti bulu, kulit, dan jaringan otot ditemukan dalam kondisi utuh berbentuk fosil.
Rinciannya termasuk luar biasa karena kepala, ekor, cakar, kulit dan rambut ditemukan dalam kondisi utuh.
Anak karibu yang termumifikasi hanya awet pada sebagian tubuhnya saja.
''Sepengetahuan kami, ini adalah satu-satunya serigala zaman es berbentuk mumi yang pernah ditemukan di dunia,'' kata Grant Zazula seorang palaentolog yang bekerja sama dengan pemerintah Yukon.
Radio-karbon yang terdapat pada spesimen serigala ini menandakan bahwa mumi serigala telah berumur 50.000 hingga 80.000 tahun.
Ilmuwan memperkirakan bahwa serigala ini mati dan terjebak di lapisan permaforst ketika berumur sekitar delapan minggu.
Penemuan mumi serigala sangat berguna untuk membantu ilmuwan memahami bagaimana mereka hidup saat zaman es.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir