Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Lapisan es sepertinya membantu mengamankan makhluk dan benda kuno yang berada di dalamnya. Sebuah anak panah suku kuno ditemukan dalam keadaan utuh di dalam lapisan es yang mencair.
Sebelumnya, sebuah rusa purba, mumi penguin, mumi serigala, dan cacing berusia puluhan ribu tahun ditemukan terjebak dalam lapisan es permaforst.
Kali ini lapisan es yang ditemukan berada di sebuah wilayah kecil Kanada yang bernama Yukon.
Seorang pilot helikopter yang bekerja dengan para peneliti dari Tagish First Nation dilaporkan menemukan anak panah suku kuno yang ada di dalam lapisan es.
Baca Juga
Daerah dengan lapisan es itu dulunya digunakan oleh Karibu (rusa kutub asal Amerika Utara) untuk menghindari suhu panas.
Selain itu daerah terpencil yang berada di Yukon dipercaya sebagai tempat rusa purba menghindari serangga musim panas. Lokasi yang sama juga digunakan oleh suku kuno untuk berburu setidaknya dalam kurun waktu 9.000 tahun.
Dikutip dari Foxnews, anak panah suku kuno yang ditemukan bersama busur panah dikonfirmasi oleh peneliti berumur 1.000 tahun. Tagish First Nation bekerja di sekitar lokasi dimana artefak ditemukan.
Setelah menemukan benda-benda kuno, para peneliti di organisasi itu memberikannya ke lembaga terkait dan wilayah itu langsung masuk kategori World Heritage atau situs Warisan Dunia.
Artefak luar biasa lainnya juga ditemukan di dalam lapisan es Kananda.
Awal tahun 2018, sebuah panah tembaga langka ditemukan di sebuah pegunungan terpencil dan diprediksi berusia hampir 900 tahun.
Tahun lalu, seorang pemburu rusa menemukan pedang Viking berusia 1.100 tahun juga di dalam lapisan es di pegunungan terpencil Norwegia Selatan.
Ratusan benda kuno diperkirakan masih berada di tempat tersebut karena tempat itu merupakan wilayah favorit untuk berburu para suku kuno.
Temuan anak panah suku kuno sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui interaksi dan pola berburu suku zaman dahulu.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf