Kamis, 28 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 24 September 2018 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Kita mengetahui bahwa manusia rata-rata paling lama hidup selama 100 tahun. Namun setelah melakukan penelitian dengan AI, ilmuwan memprediksi di masa depan manusia bisa hidup seribu tahun.

Prediksi itu datang karena AI diharapkan dapat meningkatkan umur manusia sepuluh kali lipat dari angka maksimal rata-rata tertinggi umur manusia.

Jika manusia mampu hidup selama 100 tahun (paling lama) maka AI bisa memanjangkannya bahkan mencapai 1.000 tahun.

AI (Artificial Intelligence) adalah semacam kecerdasan buatan yang diprogram dengan algoritma tertentu sehingga menyamai atau bahkan melebihi cara berpikir manusia.

Ilustrasi cara berpikir AI. (Life Institute)

Konferensi Human Artificial Artificial Intelligence yang diselenggarakan oleh Goodai di Praha, Republik Ceko menghasilkan pernyataan-pernyataan yang luar biasa.

Ben Goertzel, pendiri dan CEO perusahaan kecerdasan buatan yang bernama SingularityNET melihat pergeseran AI dalam skala besar di masa depan.

Dia berbicara bahwa pada tahun mendatang, mesin super AI dapat memprediksi bagaimana obat yang berbeda akan berinteraksi dengan tubuh.

Dikutip dari Inverse, Goertzel tak menampik bahwa pernyataan peneliti yang bernama Aubrey de Gray bisa menjadi benar di masa depan.

Aubrey de Gray mengatakan dalam konferensi bahwa orang pertama di dunia yang berusia seribu tahun sudah hidup.

Robot Sophia yang ditanamkan AI oleh SingularityNET. (Inverse)

Ia juga mengatakan bahwa ilmuwan perlu memecahkan 7 jenis kerusakan penuaan. Itu akan memungkinkan manusia menerima perawatan dari mesin AI sehingga memperpanjang umur mereka.

"Ini bahkan tidak terlalu visioner dalam pandangan saya. Teori umur panjang seperti Aubrey bilang cukup aneh namun saya percaya, karena saya pikir kita bisa dengan mudah melakukannya dalam 10 atau 20 tahun lagi,'' kata Goertzel.

Ia juga menjelaskan bahwa obat rapamycin yang ditemukan berhasil memperpanjang umur tikus laboratorium sebesar 30 persen. Namun sayangnya tikus mengalami efek samping disfungsi sistem kekebalan tubuh.

Ilustrasi cara berpikir AI. (Life Institute)

Namun mesin AI yang dikembangkan dipercaya dapat memberikan kunci rekomendasi dan merancang eksperimennya sendiri.

Mesin AI sedang dikembangkan lebih lanjut sehingga obat yang ada dapat dimaksimalkan formulanya dan membuat tikus berumur lebih panjang lagi.

Sekarang, AI dapat membuat rekomendasi kepada dokter tentang bagaimana memodulasi tetesan obat yang masuk ke manusia berdasarkan pada scan data yang dilakukannya.

Penjelasan ilmuwan mengenai manusia bisa hidup seribu tahun sangat berlawanan dengan pernyataan Elon Musk yang menyatakan AI akan membuat manusia musnah.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir