Sabtu, 20 April 2024
Tinwarotul Fatonah | Rezza Dwi Rachmanta : Minggu, 28 Oktober 2018 | 08:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada tahun 2014, peneliti di Media Lab MIT merancang sebuah situs percobaan yang disebut dengan Moral Machine atau Mesin Moral. Mereka akan menciptakan simulasi permainan mengenai keputusan orang tentang menyelamatkan nyawa manusia.

Mereka juga akan dihadapkan pada mobil yang akan berjalan otomatis sesuai dengan kehendak kita sendiri. Pilihan kita akan membuat nyawa orang lain atau bahkan nyawa kita sendiri yang hilang.

Setelah hampir 5 tahun, situs itu sudah menjaring data ribuan orang dari seluruh dunia.

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Nature menyajikan analisis data tersebut. Para ilmuwan meneliti seberapa banyak etika budaya di tiap negara berbeda berdasarkan budaya, ekonomi, dan lokasi geografis.

Mesin moral akan menyimpan data mengenai keputusan yang diambil oleh ribuan orang di tiap negara yang berbeda.

Membunuh pejalan kaki atau para penumpang mobil?. (Moral Machine)

Seharusnya, mobil yang kita kendalikan akan lebih memprioritaskan manusia di atas hewan peliharaan, penumpang di atas pejalan kaki, dan wanita di atas pria.

Kamu bisa mencoba mengetahui hasil kepribadian kamu melalui situs mesin moral ini.

Para peneliti menemukan bahwa preferensi di tiap negara sangat berbeda berdasarkan keputusan yang mereka pilih.

Hasil penelitian mengungkap hasilnya berkorelasi tinggi dengan budaya dan ekonomi.

Peserta dari budaya kolektivis seperti Cina dan Jepang, cenderung tidak mengampuni nyawa orang muda daripada nyawa orang tua.

Para peneliti berhipotesis bahwa ini kemungkinan karena budaya setempat mengajarkan penekanan lebih besar untuk menghormati orang tua.

Mesin moral karya ilmuwan MIT. (Moral Machine)

Peserta dari negara-negara miskin dengan lembaga hukum yang lemah cenderung lebih toleran terhadap pejalan kaki ilegal. Mereka biasanya lebih memilih ''membunuh'' pejalan kaki yang taat hukum daripada pejalan kaki ilegal.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peserta dari budaya individualistik seperti Inggris dan AS, cenderung menyelamatkan lebih banyak nyawa daripada peserta lain.

Peneliti berhipotesis ini kemungkinan ada hubungannya dengan penekanan yang lebih besar pada nilai setiap individu.

Bar mendekati 1 menandakan peserta dari negara tersebut lebih toleran kepada pejalan kaki. (Technology Review)

Dikutip dari Technology Review, peserta penelitian dari Cina cenderung melindungi diri mereka sendiri di dalam mobil daripada menyelamatkan pejalan kaki.

Para peneliti berhipotesis ini mungkin ada hubungannya dengan kekuatan regulasi yang ada pada tiap negara.

Edmond Awan, penulis utama studi penelitian mengatakan status sosial seseorang berhubungan dengan berapa nyawa yang akan mereka selamatkan.

Penelitian mengenai mesin moral ini juga bisa berguna untuk etika mobil AI yang akan diterapkan di masa depan.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris