Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Laut Mati makin surut dan itu membuat kekhawatiran para peneliti dan juga organisasi lingkungan internasional.
Beberapa peneliti percaya bahwa laut paling asin di Bumi akan mengering pada tahun 2050.
Sementara sebagian peneliti memprediksi Laut Mati akan tersisa hanya sebagian kecil dari ukurannya saat ini.
Laut Mati kini sedang sekarat dan surut secara cepat. Laut bersejarah yang terletak di Israel dan Yordania surut lebih dari tiga kaki atau 0,9 meter per tahunnya.
Baca Juga
Semakin surutnya Laut Mati meninggalkan sinkhole yang menelan bangunan dan jalan di sekitar wilayah tersebut.
Setelah dua dekade berdiskusi tentang cara menghidupkan kembali Laut Mati, para peneliti menemukan secercah solusi.
Laut Mati diprediksi dapat dihidupkan kembali meski menelan biaya yang sangat besar.
Proyek sebesar 1,5 miliar dolar AS atau Rp 21,5 triliun siap digelontorkan untuk menolong Laut Mati yang sedang sekarat.
Proyek yang ada akan membangun fasilitas desalinasi di Yordania untuk mengubah air di Laut Merah menjadi air minum.
Selain itu, air asin yang tersisa akan dipompa ke Laut Mati sehingga mencegahnya surut.
Laut Mati merupakan tempat bersejarah yang dituliskan dalam Perjanjian Lama dan Al-Quran.
Itu membuat tempat ini sangat penting bagi orang Kristen, Yahudi, dan Muslim.
''Ini adalah bencana buatan manusia,'' kata Alguza, manajer proyek EcoPeace Timur Tengah.
EcoPeace merupakan organisasi non-pemerintah yang bekerja dengan para pejabat Yordania, Israel, dan Palestina.
Dikutip dari NBC, Sungai Yordan telah menyusut lebih dari 90 persen dari kondisi puncak yang pernah dicapai oleh sungai tersebut.
Sungai telah dialihkan oleh Israel di bagian hulu, sementara Suriah membangun bendungan di sepanjang Sungai Yarmouk.
Hal itu secara substansial memotong aliran yang menyatu dengan sungai Yordan.
Seperti yang telah diketahui, Laut Mati diberi ''makan'' oleh Sungai Yordan sehingga hal itu sangat mempengaruhi jumlah air di laut.
Proyek besar ini akan dimulai pada awal tahun 2021 dan memakan waktu sekitar tiga setengah tahun untuk menyelesaikannya.
Proyek pertama akan memompa sekitar 234 miliar liter air asin sementara fase kedua akan memompa 113 miliar liter air asin ke Laut Mati.
Laut Mati makin surut dan itu akan menjadi perjuangan berat bagi organisasi lingkungan untuk menyelematkannya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
5 Kekuatan Terbesar Pemerintah Dunia di One Piece, Lama Jadi Misteri
-
One Piece: Bagaimana Pasukan Revolusioner Menjadi Ancaman Besar Bagi Pemerintah Dunia?
-
El Nino 2023 Diprediksi Melanda Indonesia, Ini Dampak dan Tanda-tandanya
-
5 Arc Paling Menyedihkan di One Piece, Bikin Nyesek
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Ditemukan Puluhan Gunung Bawah Laut di Sekitar Flores, Ada yang Masih Aktif
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mengapa Gempa 14 April 2023 Terasa di Banyak Wilayah? Begini Penjelasan BMKG