Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Selasa (18/12), Jalan Raya Gubeng Surabaya ambles sehingga menghasilkan lubang raksasa.
Banyak pihak mengaitkan fenomena ini dengan sinkhole yang pernah terjadi di beberapa tempat di Indonesia maupun luar negeri.
Jalan yang terletak di sekitar RS Siloam atau dekat kantor BNI Gubeng arah Jalan Sumatera mendadak ambles.
Peristiwa itu menciptakan lubang dengan kedalaman 20 meter, lebar 30 meter, dengan panjang 100 meter.
Baca Juga
Sinkhole adalah depresi alami atau lubang di tanah yang disebabkan runtuhnya lapisan penahan (bantalan batuan) yang biasanya disebabkan oleh air di bawahnya.
Hujan lebat dapat memicu terbentuknya sinkhole yang dapat terjadi secara perlahan atau tiba-tiba.
Jika sinkhole sedang dalam proses pembentukan, struktur di atasnya dapat memberi petunjuk mengenai gejala sebelum terjadinya fenomena itu.
Beberapa kejadian misalnya tiang pagar yang melorot, pohon yang mulai miring, dan tanda-tanda halus lainnya.
Tanda-tanda halus mencakup pintu dan jendela yang tidak bisa menutup dengan benar.
Sinkhole dapat terjadi karena dua kemungkinan, peristiwa alami dan proses buatan.
Peristiwa Alami
Dalam peristiwa alami, sinkhole dapat terjadi saat batuan di permukaan tanah adalah batu kapur atau batuan karbonat lainnya.
Itu dapat terjadi ketika air tanah melarutkan semen karbonat yang menahan partikel batu pasir.
Air kemudian membawa partikel-partikel yang lemah sehingga struktur tanah menjadi rentan dan timbul sebuah lubang besar.
Terkadang, sinkhole menunjukkan lubang yang terlihat ke dalam gua yang ada di bawahnya.
Proses Buatan
Keruntuhan dan lubang besar dapat terjadi ketika bocornya air hujan melalui trotoar dan membawa tanah ke pipa saluran pembuangan.
Keruntuhan yang banyak disalahartikan sebagai sinkhole ini terjadi karena aktivitas manusia.
Para peneliti sering menyebutnya sebagai ''Collapse'' atau ''Keruntuhan'' dan bukan sinkhole.
Namun masyarakat umum sering mengaitkan ini dengan sinkhole.
Ini sering terjadi di daerah perkotaan karena aliran air primer menyebabkan keruntuhan pada tanah.
Keruntuhan dapat terjadi dari ''overpumping'' dan ekstrasi air tanah atau cairan di bawah permukaan tanah.
''Sinkhole buatan'' juga dapat terbentuk ketika drainase alami diubah dan sistem pengalihan air yang baru dikembangkan.
Menurut peneliti, beberapa sinkhole terbentuk ketika permukaan tanah berubah, seperti ketika tempat penyimpanan industri besar dibuat di dekat tempat tersebut.
Berat substansial dari material baru dapat memicu runtuhnya atap dari suatu rongga yang ada di bawah permukaan.
Itu yang dapat membuat sebuah ''sinkhole buatan'' dan dapat terjadi secara tiba-tiba.
Terkait dengan Jalan Raya Gubeng Surabaya yang ambles, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB sudah menjelaskan mengenai penyebabnya.
Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bahwa amblesnya tanah di jalan tersebut lebih disebabkan karena kesalahan konstruksi.
Dinding penahan jalan (retaining wall) tidak mampu menahan beban. Apalagi saat musim hujan begini, sehingga strukturnya mudah ambles.
''Jadi tidak ada kaitan dengan sesar gempa atau patahan Surabaya dan Waru,'' kata Sutopo dalam cuitan di Twitter resminya, @Sutopo_PN.
Dikutip dari Suara, kepolisian setempat masih menyelidiki penyebab amblesnya Jalan Raya Gubeng Surabaya.
Dugaan sementara dari pihak kepolisian, pembangunan basement RS Siloam diduga menjadi penyebabnya.
"Ada beberapa temuan. Pada bulan Februari 2018 lalu air mengalir saat penggalian. Harusnya air tidak mengalir," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di lokasi, Rabu (19/12/2018).
Itulah tadi penjelasan tentang sinkhole beserta dugaan dan penyebab Jalan Raya Gubeng Surabaya ambles, kita akan memberikan informasi lagi terkait dengan peristiwa ini.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf