Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Tanpa disadari, seorang ilmuwan baru saja menemukan spesies ular baru di dalam perut ular lain. Hewan langka tersebut sampai kini sulit dipahami dan membuat ilmuwan semakin tertarik mempelajarinya.
Ilmuwan yang berhasil ''membongkar'' spesies ular baru tersebut sangat senang menemukannya.
Tak hanya mewakili spesies baru, namun ular langka ini juga mewakili genus yang benar-benar baru.
Diberi nama Cenaspis aenigma, penelitian mengenai ular itu sudah dipublikasikan dalam Journal of Herpetology.
Baca Juga
Seperti dalam catatan ilmuwan tersebut, ular ini memiliki sisik bawah yang dihiasi dengan tiga tanda segitiga.
Cenaspis aenigma memiliki tampilan berbeda dibandingkan dengan sisik perut ular lain yang biasanya memiliki pola bergaris.
Cenaspis pertama kali mendarat di radar peneliti pada tahun 1976 di Meksiko.
Seorang pemanen kelapa sawit yang bekerja di sana menangkap ular karang yang baru saja ''mengemil'' Cenaspis.
Karena sebagian spesimen dicerna, garis-garis yang tersisa tidak teratur, dan hemipene tanpa tulang dan bentuk tengkorak, Cenaspis sangat sulit dikategorikan.
Namun berkat penemuan Jonathan Campbell, Cenaspis aenigma bisa diklasifikasikan.
Ular yang satu ini memang sangat sulit ditemui karena mereka biasanya menghabiskan waktu di dalam tanah.
Sering disebut sebagai ''ular penggali'', mereka biasanya memangsa serangga dan laba-laba yang ada di tanah.
Campbell mengatakan bahwa ular misterius itu mungkin masih berkeliaran di Chiapas, Meksiko.
Mereka mungkin bersembunyi di bawah tanah atau mengadopsi taktik serupa untuk menghindari deteksi musuh.
''Ini memberikan bukti seberapa rahasia keberadaan ular berbisa,'' kata Jonathan Campbell dikutip dari National Geographic.
Spesies ular baru ini juga berbeda terkait dengan organ reproduksinya. Biasanya, organ seks Cenaspis dihiasi dengan duri.
Spesies ular baru itu tidak memiliki fitur tersebut sehingga sangat berbeda jika dibandingkan dengan ular lainnya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Cuma Buat Konten, Gilang Barbie Nekat Dikubur Hidup-hidup dengan Ular
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
NASA Siap Kirim Robot Ular untuk Selidiki Adanya Kehidupan di Satelit Saturnus
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Emak-emak Tarik Ular Piton Jumbo yang Mau Makan Kucing, Aksi Nekatnya Dipuji Netizen
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia