Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sebagai salah satu negara yang sebagian besarnya didominasi dengan daerah perairan, sudah sepatutnya untuk Indonesia dilengkapi dengan alat pendeteksi tsunami yang mumpuni. Sayangnya, alat ini sering kali hilang hingga rusak. Lalu bagaimana cara kerja alat pendeteksi tsunami ini?
Negara Indonesia sebelumnya dilengkapi dengan Deep-Ocean Tsunami Detection Buoy atau alat pendeteksi tsunami berjumlah 21 buoy yang merupakan hadiah dari negara Jerman, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Sayangnya, sejak 2012, Indonesia sudah tidak lagi memiliki alat pendeteksi tsunami. Hal ini lalu yang membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi tsunami pasca gempa dengan menggunakan metode pemodelan. Metode ini dilakukan dengan perhitungan lunak berdasarkan pusat kedalaman dan magnitudo gempa.
Hal ini tentu sangat disayangkan. Pasalnya, sebagai negara dengan garis pantai nomor dua terpanjang di dunia, peranan buoy atau alat pendeteksi gempa tentu sangat penting.
Baca Juga
Lalu bagaimana cara kerja buoy? Buoy yang ditempatkan terapung di atas laut ini rupanya bekerja sama dengan sebuah alat pengukur tekanan gelombang laut yang berada di dasar laut.
Saat tekanan dan tinggi gelombang laut berubah, alat ini akan langsung melaporkan ke buoy secara akurat. Data ini lalu diterima satelit dan alarm peringatan dini langsung aktif.
Pertanyaan lainnya, mengapa buoy tersebut lenyap? Diungkapkan oleh Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hal ini disebabkan oleh kurangnya biaya pemeliharaan dan operasi.
Selain rusak, rupanya buoy juga sering hilang. Entah karena apa. Pada catatan BMKG di tahun 2011 lalu, tujuh unit buoy di perairan Banyuwangi tidak sengaja rusak karena para nelayan.
Di Indonesia, alat pendeteksi gempa atau buoy ini dipasang di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cilacap, Bali, Laut Flores, Laut Maluku, dan Laut Banda. Alat ini dipasang terapung pada jarak 800 kilometer dari tepi pantai.
Walaupun tanpa buoy, BMKG tetap masih bisa memberikan peringatan dini tsunami. Namun, tentu akan lebih baik jika menggunakan buoy untuk kecepatan dan akurasi data sekaligus untuk menyelamatkan populasi.
Sudah mengenal dan tahu mengenai betapa pentingnya buoy atau alat pendeteksi tsunami ini? Jangan dirusak atau hilang lagi ya, dan kita nantikan keputusan pemerintah untuk pasokan Deep-Ocean Tsunami Detection Buoy.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Samsung Galaxy S24 Series Akhirnya Bisa Memakai Galaxy AI dengan Bahasa Indonesia
-
Vivo Kini Hadirkan Layanan Perbaikan Antar Jemput, Permudah Reparasi Smartphone
-
Perjalanan Mudik Seru Bersama Vivo V30 Series
-
Fitur Kamera Realme 12 5G untuk Abadikan Momen di Hari Raya Idul Fitri 2024
-
Penjualan Perdana, Lebih dari 3.000 Unit Xiaomi 14 Ludes dalam Sehari
-
Tips Mudik Asyik dengan HP Rp 1 Jutaan ala POCO
-
Xiaomi 14 dan Jajaran Wearables Terbaru Resmi Dipasarkan
-
Bersama Xiaomi 14, Dihadirkan Juga Xiaomi Watch S3, Xiaomi Watch 2, dan Xiaomi Smart Band 8 Pro di Indonesia
-
Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
-
Memeriahkan Ramadan, POCO Indonesia Hadirkan Harga Menarik