Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sebelum rahasia situs arkeologi Chankillo terkuak, para peneliti kebingungan mengenai fungsi dari bangunan tersebut. Setelah dilakukan penelitian, Chankillo ternyata merupakan sebuah observatorium kuno berumur lebih dari 2.300 tahun.
Situs arkeologi Chankillo terletak di 400 kilometer utara Lima, Peru, dan menyimpan 13 tower yang dulunya dianggap ''misterius''.
Namun berkat kerja keras para peneliti, rahasia Chankillo terkuak pada Maret 2007.
Ivan Ghezzi dan Clive Ruggles merupakan dua orang peneliti yang akhirnya mengungkap kegunaan Chankillo beserta 13 tower yang berada tak jauh dari sana.
Baca Juga
Ternyata pada masanya, atau tepatnya lebih dari 2.300 tahun yang lalu, 13 tower itu digunakan sebagai tempat pengamatan lintasan Matahari.
Penduduk Chankillo bahkan dapat menentukan tanggal dengan tingkat akurasi dua sampai tiga hari.
Meski terlewat dua sampai tiga hari namun tingkat keakuratan pada masa itu termasuk sangat canggih sehinga bisa digunakan untuk memprediksi musim.
Bukti arkeologis yang ada di Chankillo menunjukkan bahwa penyembahan Matahari yang ada di Andes sudah terjadi 2.000 tahun sebelum adanya Kekaisaran Inca.
Chankillo merupakan situs arkeologi yang unik, karena penduduknya sudah ''cerdas'' dalam menentukan pola lintasan Matahari.
Dikutip dari earthobservatory.nasa.gov, sebanyak 13 menara di dekat Chankillo sudah didesain untuk menangkap garis edar Matahari.
Menara terletak berbaris di sepanjang bukit, dan dipisahkan dengan jarak lima meter.
Para peneliti takjub karena sudut pandang menara memiliki arah sejajar ketika Matahari berada pada titik balik musim tertentu.
Kedua ujung garis ternyata menandakan titik balik Matahari pada musim panas dan titik balik Matahari pada musim dingin.
Peristiwa Matahari lainnya, seperti terbit dan terbenamnya Matahari, disejajarkan dengan menara yang berbeda.
Karena alasan pesisir kering Peru, curah hujan bersifat musiman, sehingga kalender Matahari diperlukan untuk menentukan waktu optimal dalam menanam tumbuhan.
Peneliti memprediksi bahwa Chankillo berfungsi untuk menentukan masa tanam, masa panen, dan tanggal festival keagamaan.
Pada Januari 2013, Chankillo dimasukkan pada Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Para peneliti sepakat bahwa Chankillo merupakan observatorium kuno yang menginisiasi terciptanya ilmu astronomi awal.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf