Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Nafsu makan manusia yang tak pernah puasa akan daging mendorong hewan terbesar di dunia menuju kepunahan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa gajah dan salamander raksasa semakin sedikit jumlahnya.
Perburuan untuk makanan, obat-obatan, dan penggunaan lainnya adalah pendorong utama penurunan jumlah mereka.
Setelah menganalisis data dari 300 spesies megafauna, mereka menemukan sesuatu yang mengejutkan.
Hewan terbesar dan memiliki struktur biologis kompleks dimasukkan oleh peneliti sebagai megafauna atau hewan terbesar.
Baca Juga
Megafauna didefinisikan sebagai mamalia dan ikan dengan berat lebih dari 100 kilogram.
Penelitian itu juga mengklasifikasikan amfibi, burung, dan reptil dengan berat lebih dari 40 gram sebagai megafauna.
Sembilan spesies megafauna telah punah dalam 250 tahun terakhir, termasuk dua spesies kura-kura raksasa dan dua rusa.
Sekitar 2 persen megafauna diperkirakan telah menghilang dalam 500 tahun terakhir.
Namun, hingga 60 persen dari semua hewan terbesar dapat musnah seluruhnya di tahun-tahun mendatang.
Penelitian ini disusun oleh tim peneliti dari Oregon State University dan telah diterbitkan di jurnal Conservation Letters.
Hewan yang lebih besar diketahui membutuhkan waktu lebih lama untuk bereproduksi.
Mereka juga sering dijadikan target oleh pemburu, sehingga populasi mereka semakin sedikit.
''Kita sedang dalam proses 'memakan' megafauna menuju kepunahan,'' kata Profesor William Ripple dikutip dari The Independent.
Perburuan yang dilakukan oleh manusia tercatat dalam sejarah sebagai penyebab utama hilangnya megafauna.
Hewan terbesar di Australia seperti singa berkantung dan diprotodon diketahui punah karena manusia.
Salah satu spesies yang terancam punah adalah salamander raksasa China.
Spesies tersebut memiliki ukuran seperti manusia dan dianggap makanan lezat di beberapa wilayah Asia.
Hewan terbesar lain yang diidentifikasi terancam punah adalah gajah Afrika, burung unta, dan hiu paus (ikan terbesar di dunia).
Para peneliti menyerukan upaya multiteral lebih terpadu untuk melestarikan keberadaan megafauna.
Sangat disayangkan apabila hewan terbesar di dunia tidak bisa dilihat oleh anak cucu kita karena keegoisan generasi saat ini.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Tips Beli Kambing untuk Kurban Online Lewat Ecommerce Biar Nggak Kena Tipu
-
Deretan Penyakit yang Rentan Menyerang Hewan Kurban, Wajib Diwaspadai
-
Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?
-
Duh Anjing Ini Bisa-bisanya Kecanduan Alkohol, Dokter Hewan pun Sampai Turun Tangan
-
Amerika Serikat Hadapi Invasi Babi Super, Bikin Pemburu Keteteran
-
Seabrek Fakta Sains tentang Capybara: Doyan Makan Tebu, Bisa Kena Rabies dan TBC
-
Dikenal Santuy, Capybara Ternyata Punya Banyak Musuh Alami: Ini Sederet Fakta Uniknya
-
Apa Makanan Buaya? Hewan Purba yang Bisa Telan 3 Kg Daging Per Hari
-
5 Fakta Menarik Buaya, Bisa Makan Tanpa Mengunyah Padahal Giginya Kuat
-
Lihat Hewan Imut Ini Doyan Camilan, Netizen: Ya Ampun, Unyu Banget