Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 07 Maret 2019 | 14:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Para peneliti dan arkeolog yang bekerja di sebuah situs yang berdiri pada abad ke-15 di Peru menemukan sesuatu yang mengagetkan. Bagaimana tidak, para peneliti menemukan pengorbanan massal terbesar dari Dunia Baru (New World) dan kemungkinan sepanjang masa.

Istilah Dunia Baru adalah salah satu nama yang digunakan untuk sebagian besar belahan Amerika (termasuk Amerika Selatan, dan pulau-pulau terdekat seperti Karibia dan Bermuda).

Pada abad ke-16, orang Eropa mendarat di Amerika dan menjulukinya sebagai Dunia Baru. Sebelumnya mereka hanya mengenal Dunia Lama (Afrika, Eropa, dan Asia).

Di Dunia Baru ini ternyata terdapat pengorbanan terbesar dari sebuah suku kuno yang sangat misterius.

Mereka menemukan kuburan 137 anak dan 200 llama dalam liang yang saling berdekatan. Posisi meninggal mereka pun sama, menghadap arah tertentu.

Penelitian mengenai pembantaian massal telah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada hari Rabu (06/02/2019).

Salah satu kerangka korban ritual anak. (PLOS ONE)

Setelah diteliti kandungan kimia pada struktur tulangnya dan posisinya, ilmuwan menemukan bahwa mereka meninggal karena pengorbanan massal untuk menjalankan sebuah ritual suku kuno.

Situs yang diteliti adalah situs Chimu atau sering disebut Huanchaquito-Las Llama yang terletak di sepanjang pantai utara Peru, Amerika Selatan.

Peradaban Chimu berkembang antara abad ke-11 dan ke-15 M, mendominasi garis pantai Peru sepanjang hampir 1.000 kilometer.

Satu-satunya peradaban besar lainnya di Amerika Selatan pada saat itu adalah Kekaisaran Inca.

Malang, menurut penelitian, Kekaisaran Inca adalah peradaban yang menaklukkan orang-orang Chimu pada tahun 1475, kira-kira 25 tahun setelah pembantaian massal.

Penggalian di Huanchaquito-Las Llama terjadi antara 2011 dan 2016, dengan mayat-mayat berserakan di area seluas 700 meter persegi.

Ilustrasi Ilama. (Wikipedia/ Johann)

Skenario yang dibuat oleh ilmuwan atas pembantaian ini sangat mengerikan. Di tengah desiran ombak, anak-anak dipaksa berbaring dengan tangan terikat.

Orang yang dituakan (imam) di suku lokal Chimu akan membuka dada anak-anak itu dengan benda tajam.

Jantung mereka akan diambil dan jenazahnya diletakkan secara hati-hati dengan wajah menghadap ke arah barat menuju laut.

LIama juga menghadapi hal yang sama, namun bedanya, mayat mereka akan dihadapkan ke arah timur, menuju pegunungan Andes.

Koban ritual selalu ditemukan dalam arah yang sama. (PLOS ONE/ John Verano)

Skenario itu berdasarkan analisis kerangka mengungkapkan bekas luka yang khas di sepanjang dada, bersama dengan tulang rusuk yang terkilir.

Itu menandakan bahwa dada mereka dibuka ''dengan tidak ragu-ragu'' menggunakan benda tajam.

Dikutip dari Gizmodo, analisis sedimen yang dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa terdapat banjir besar tak lama sebelum terjadi pengorbanan massal.

Gabriel Prieto, salah satu peneliti, berspekulasi bahwa suku lokal Chimu melakukan pengorbanan massal untuk menghindari ''peristiwa iklim''.

Kepercayaan yang beredar pada saat itu adalah pengorbanan berhubungan langsung dengan kekuatan dan entitas kosmologis untuk memperkuat keseimbangan.

Mereka percaya dengan pengorbanan massal daerah mereka bisa terhindar dari bencana.

BACA SELANJUTNYA

Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku