Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Rabu, 16 Januari 2019 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Peneliti yang berada di bekas situs suku Maya kuno dikagetkan dengan sebuah ''makam'' yang unik. Dikira sebelumnya sebagai makam, ternyata benda tersebut justru tempat pemandian uap milik suku Maya.

Pemandian uap, ditemukan di kota Maya kuno, Nakum, yang sekarang dikenal sebagai Guatemala.

Tempat untuk mandi uap tersebut memiliki fragmen keramik yang terpecah-pecah dan obsidian (alat pemotong kuno) di dalamnya.

Jarosaw raka, asisten profesor arkeologi Dunia Baru dari Jagiellonian University, Polandia mengatakan bahwa tempat tersebut berfungsi sebagai sarana ritual.

Peneliti menjelaskan bahwa orang Maya kuno dan suku modern sering mengaitkan pemandian uap dengan aktivitas ritual.

Salah satu sudut di pemandian uap suku Maya kuno. (Jagiellonian University/ Jarosaw raka)

Pemandian tidak hanya untuk mencuci tubuh, tetapi juga untuk membersihkan jiwa mereka secara simbolis sebelum peristiwa penting.

''Ini adalah salah satu pemandian uap tertua di Mesoamerica,'' kata raka dikutip dari Live Science.

Peneliti menambahkan bahwa situs tersebut memiliki umur lebih dari 2.500 tahun.

Elit kuno, ribuan tahun yang lalu, termasuk imam, kemungkinan mandi di tempat seperti ini sebelum memimpin suatu upacara.

Pemandian uap suku Maya kuno. (Jagiellonian University/ Jarosaw raka)

Dalam kepercayaan suku Maya, gua dan pemandian uap diperlakukan dengan cara yang hampir sama.

Mereka dianggap sebagai portal untuk masuk ke Dunia Bawah, dunia yang dihuni oleh dewa dan leluhur.

Gua dan pemandian uap juga dikaitkan dengan upacara panen dan tempat asal air yang memberi kehidupan.

Suku Maya juga membangun cara mudah untuk memasuki bak mandi.

Ilustrasi 3D pemandian uap suku Maya. (Live Science)

Kedua sisi terowongan memiliki tangga menuju ruang uap. Di seberang pintu masuk ada perapian berbentuk oval, tempat batu-batu besar kemungkinan ditempatkan.

Batu-batu itu akan dipanaskan dan disiram dengan air untuk menghasilkan uap.

Peneliti menemukan bahwa suku Maya menggunakan pemandian uap dari sekitar 700 SM hingga 300 SM.

BACA SELANJUTNYA

Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023