Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Suku kuno yang ada di Irlandia dan Skotkandia ternyata telah mampu membuat apa yang disebut dengan ''selai rawa''. Selai yang ada di rawa gambut itu ternyata dapat mencegah pembusukan.
Berkat reaksi kimia yang unik dari rawa-rawa itu, simpanan selai ini dapat bertahan selama ribuan tahun.
Para ilmuwan dari University College Dublin telah melakukan analisis kimia dan penanggalan radiokarbon dari beberapa selai rawa dari situs arkeologi di Irlandia.
Mereka menemukan bahwa praktik itu adalah sebuah tradisi yang berumur sangat tua, setidaknya selai rawa tertua telah berumur 3.500 tahun.
Baca Juga
Penelitian mengenai cara kuno mengawetkan makanan dengan cara yang menakjubkan ini telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports.
Para peneliti juga mengungkap bukti konklusif pertama bahwa selai rawa Irlandia berasal dari lemak susu dan bukan berbasis daging.
Menurut ahli bioarkeolog yang bernama Kristina Killgrove, ini merupakan cara yang sangat modern di zamannya.
Terdapat 430 simpanan selai rawa berdasarkan data dari Nordic Food Lab, 274 di antaranya ditemukan di Skotlandia dan Irlandia.
Biasanya mereka ditemukan terbungkus dalam semacam wadah kayu, ember, tong, atau kantung kulit binatang.
Selai rawa mungkin telah dikubur sebagai sarana pengawetan daging.
Berdasarkan penelitian tahun 1995, menunjukkan bahwa daging yang terkubur dalam rawa gambut hingga dua tahun memiliki kadar bakteri dan patogen yang sama dengan daging yang disimpan dalam freezer modern.
Oleh peneliti, itu disebut sebagai pengolahan makanan secara primitif.
Dikutip dari Arstechnica, para peneliti melakukan penanggalan radio karbon dari sampel yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari Zaman Perunggu, sekitar tahun 1.700 SM.
Sampel yang ditemukan oleh tim yang berbeda, yaitu dari Oxford Symposium on Food and Cookery, menemukan bahwa selai rawa mempunyai kadar ketahanan yang sangat baik.
Reade, ilmuwan yang memimpin proyek penelitian, mengatakan bahwa setelah dilakukan percobaan modern, selai rawa memiliki reaksi kimia yang unik.
Selai rawa buatan tim peneliti tidak menjadi tengik selama tiga bulan di bawah tanah.
Meskipun awet, peneliti mengklasifikasikan rasa pengawetan daging atau selai rawa ''menyebabkan jijik pada beberapa bagian dan kenikmatan pada yang lain''.
Selai rawa ini kemungkinan digunakan sebagai sarana dalam menyimpan makanan oleh para suku kuno di Irlandia sehingga mereka bisa melalui musim dingin dengan lebih baik.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf