Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Penganut Bumi datar belum lama ini mengumumkan niatannya untuk membuktikan teori mengenai Bumi datar yang selama ini dipercaya mereka. Untuk membuktikan teorinya ini, penganut Bumi datar siap gelar tur ke Antartika.
The Flat Earth International Conference (FEIC) atau penganut Bumi datar ini sengaja melakukan misi tersebut untuk membuktikan bahwa Bumi itu datar.
FEIC ini nantinya akan melakukan tur ke Antartika, Kutub Selatan pada tahun 2020 mendatang. Tujuannya adalah untuk menemukan dinding es setinggi 50 meter yang disebut-sebut merupakan ujung dunia.
Dinding es yang terdapat di Antartika, Kutub Selatan ini disebut merupakan bukti bahwa Bumi ini datar. Jika benar, maka teori penganut Bumi datar selama ini adalah benar.
Baca Juga
Para penganut Bumi datar ini percaya jika manusia sebenarnya hidup dalam kubah yang dibatasi dengan dinding es di tiap sisinya sebagai pembatas planet.
Dilansir dari Live Science, tur bersama penganut Bumi datar ini rupanya begitu menarik hingga berhasil mencuri perhatian banyak orang.
Rumor menyebutkan jika tur ini membuat banyak orang tertarik bukan karena percaya teori Bumi datar, namun karena penasaran dengan ujung dunia.
Walaupun begitu yakin dengan idenya ini, tur yang akan digelar oleh penganut Bumi datar ini mendapat respon beragam dari netizen. Seorang kapten kapal pesiar bernama Henk Keijer misalnya.
Dalam wawancaranya, Henk Keijer menjelaskan bahwa dirinya yang sudah berlayar sepanjang 2 juta mil, tidak pernah menemukan batas planet Bumi ini.
Bahkan sebagai seorang pelaut, Henk Keijer mengaku belum pernah sama sekali bertemu dengan kapten kapal yang percaya bahwa Bumi itu datar.
Entah benar atau tidak, teori yang dibuat penganut Bumi datar ini memang masih belum diketahui kebenarannya. Pasalnya, hingga saat ini, menurut berbagai ilmu, Bumi berbentuk bulat dan tidak memiliki ujung.
Tertarik mengikuti tur yang digelar penganut Bumi datar ini? Mulai menabung dari sekarang ya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Kadar Oksigen Menurun, Makhluk Laut Dalam Mulai Tercekik
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Binatang di Seluruh Dunia Terpapar Senyawa Bahan Teflon, Kecuali di Antartika
-
Bagaimana Gerhana Bulan Menurut Penganut Bumi Datar? Apakah Bisa Terjadi?
-
Ilmuwan Temukan DNA Organisme Laut Tertua di Dunia, Penelitian di Kutub Selatan Jadi Kunci
-
Ditemukan Batuan Bulan di Antartika, Ungkap Beberapa Fakta Baru
-
Ilmuwan untuk Pertama Kalinya Temukan Mikroplastik di Salju Antartika
-
Ditemukan Bangkai Kapal Penjelajah di Antartika setelah 107 Tahun Hilang
-
Ilmuwan Temukan Misteri Kehidupan di Bawah Antartika, Apa Itu?
-
Apakah Gerhana Matahari Total 4 Desember Bisa Dilihat dari Indonesia?