Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) belum lama ini mengeluarkan peringatan terkait badai geomagnetik atau badai matahari yang akan segera terjadi. Badai matahari yang terjadi ini rupanya menyebabkan aurora borealis menjadi lebih nampak.
Badai matahari ini terjadi akibat gelombang energi matahari yang disebut coronal mass ejections atau lontaran massa korona (CME) yang berasal dari bintik matahari raksasa.
Lontaran massa korona ini biasanya memuntahkan korona matahari dan proton dengan kecepatan tinggi. CME biasanya akan menyambar satelit komunikasi hingga sampah-sampaj antariksa yang berada jauh di luar orbit Bumi.
CME sendiri biasanya memiliki medan magnet yang sangat kuat. Saat medan magnet ini ditutup, maka area tersebut akan mengeluarkan materi melalui ledakan dahsyat dan tiba-tiba.
Baca Juga
Setiap materi yang dimuntahkan, akan mempengaruhi objek apa saja yang ditemui ledakan tersebut.
Saat CME meledak ke arah Bumi, hasilnya membuat matahari berinteraksi dengan atom dan molekul pada atmosfer. Kalau sudah begini, maka akan tercipta aurora borealis.
Badai matahari yang diprediksi terjadi pada 15 Maret 2019 hingga 16 Maret 2019 ini membuat bagian utara Amerika Serikat dapat melihat aurora borealis dengan jelas selama beberapa malam saat badai matahari sedang terjadi.
Kemunculan aurora borealis di bagian utara Amerika Serikat adalah hal yang menarik. Pasalnya, aurora borealis hanya terlihat di negara-negara Skandinavia.
Tiga lontaran massa korona atau CME yang terjadi rupanya berasal dari kelompok bintik matahari Region 2741. CME akan mulai pada 10 Mei 2019, sedangkan dua dari tiga materi CME baru sampai di Bumi pada 15 Mei 2019.
Materi yang ketiga akan tiba pada 16 Mei 2019 mendatang.
Selain bagian utara Amerika Serikat, daerah seperti Montana, Dakota Utara, Minnesota hingga Rusia bagian tengah, Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Skotlandia juga akan melihat penampakan aurora borealis saat badai matahari terjadi.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Apakah Badai Matahari Bisa Menyebabkan Tsunami?
-
Peringatan Ilmuwan: Semburan Badai Matahari Besok Bisa Berdampak Gangguan GPS
-
Terjadi 17 Letusan, Apakah Bumi Berpotensi Kena Badai Matahari?
-
NASA Segera Terbangkan Dua Roket ke Aurora Borealis Aktif, untuk Apa?
-
40 Satelit Starlink Milik SpaceX Hancur Diterpa Badai Geomagnetik
-
Apa Itu Kiamat Internet dan Dampaknya?
-
Ilmuwan Sebut Ada Fenomena Ini di Atas Kapal Titanic Sebelum Tragedi
-
Terhempas Badai Matahari, Seperti Ini Suara Jeritan Bumi
-
Akan Ada Badai Matahari, Hal Mengerikan Ini Bisa Terjadi
-
Deretan Momen Penting Ini Hanya Terjadi Sekali Sepanjang Sejarah