Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pada tahun 2020, NASA akan mengirimkan makhluk hidup ke luar angkasa pertama kalinya sejak misi Apollo.
Seperti yang telah diketahui, NASA belum meluncurkan makhluk hidup ke luar angkasa untuk pertama kalinya sejak misi Apollo.
Mereka belum melakukannya sejak tahun 1972.
NASA sedang bersiap untuk meluncurkan makhluk hidup ke luar angkasa untuk pertama kalinya dalam hampir lima dekade.
Baca Juga
Luar angkasa di sini dalam artian adalah Deep Space atau ukuran luar angkasa yang jauh di Bumi.
Dalam jarak dekat, NASA berulang kali mengirim manusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Para ilmuwan NASA sedang menyusun pesawat luar angkasa berukuran tas yang disebut BioSentinel.
Pesawat tersebut akan membawa sel-sel ragi hingga orbit sekitar Matahari.
Itu dilakukan oleh ilmuwan agar mereka lebih memahami lingkungan dengan radiasi di luar planet Bumi.
BioSentinel adalah salah satu dari 13 kubus yang terbang di atas misi Artemis 1.
Dikutip dari Space, mereka ditargetkan akan meluncur pada pertengahan tahun 2020.
BioSentinel akan mengumpulkan data selama sembilan hingga 12 bulan.
Misi ilmuwan adalah untuk mengetahui efek jangka panjang dari radiasi yang didapatkan oleh DNA saat berada pada Deep Space.
Satelit seberat 14 kilogram akan membawa dua varietas berbeda dari ragi Saccharomyces cerevisiae.
Tipe yang pertama adalah sel ragi normal, yang cukup tahan radiasi, dan tipe mutan, yang jauh lebih sensitif karena tidak dapat memperbaiki DNA-nya dengan baik.
''Yang paling penting, proses perbaikan kerusakan DNA ragi sangat mirip dengan manusia, menjadikannya model percobaan yang baik,'' kata astrofisikawan NASA, Kimberly Ennico Smith.
Data yang didapat dari misi BioSentinel akan sangat penting terkait dengan risiko radiasi yang akan diterima pada misi eksplorasi luar angkasa yang melibatkan manusia.
Jika radiasi yang diterima sel ragi tidak mempengaruhi DNA, maka orbit luar angkasa tersebut akan aman dilalui oleh astronot NASA.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
UAE Siap Mengembangkan Pesawat Luar Angkasa untuk Menjelajahi Sabuk Asteroid Mars
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
One Punch Man: Apakah Saitama Bisa bernafas di Luar Angkasa?
-
Kenapa Bintang Digambarkan dengan Lima Sudut, Padahal Aslinya Bulat
-
Misi Penerbangan Luar Angkasa, Kru Polaris Dawn Gunakan Smartwatch Canggih Ini
-
12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?