Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Ilmuwan AS (Amerika Serikat) baru saja melakukan penelitian mengenai suara ultra keras. Tak tanggung-tanggung, gelombang suara ultra keras bahkan mampu mendidihkan air.
Para ilmuwan ini bekerja di SLAC National Accelerator Laboratory yang berbasis di Universitas Stanford.
Mereka menciptakan gelombang suara ultra keras sehingga langsung menguapkan air.
Ilmuwan menetapkan dan mengukur ambang batas seberapa kuat gelombang suara ultra tinggi berada di dalam air.
Baca Juga
Penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Physical Review Fluids.
Ilmuwan menggunakan laser sinar-X Linac Coherent Light Source (LCLS) berenergi tinggi untuk menciptakan gelombang mirip gelombang suara bertekanan tinggi.
Ketika sinar-X menghantam aliran air mikroskopis, itu menguapkan air di sekitarnya dan menghasilkan gelombang kejut.
Itu seperti uap yang hilang ketika kita memanaskan wajan berisi air.
Yang menarik dari gelombang kejut adalah bahwa gelombang itu cukup kuat sehingga dapat mengganggu aliran air.
Ilmuwan akhirnya menemukan seberapa keras suatu gelombang suara yang bisa masuk ke dalam air sebelum pecah, atau mendidih.
Dikutip dari CNet, tekanan suara yang setara dengan percobaan di atas adalah 270 desibel.
Penelitian harus dilakukan di dalam laboratorium khusus mengingat ini dapat sangat mematikan.
Gelombang suara ultra keras itu sama dengan intensitas semua daya listrik seluruh kota yang diarahkan pada satu tempat.
Tekanan suara 120 desibel sama seperti kamu berdiri di dekat peluncuran pesawat jet tanpa penutup telinga.
Itu membuat gendang telinga manusia akan rusak dan langsung pecah.
Pada angka 270 desibel, penyumbat telinga tidak akan banyak membantu manusia.
Tekanan suara sebesar itu tak hanya menghancurkan gendang telinga, tetapi kemungkinan juga paru-paru beserta jantung manusia.
Penelitian mengenai gelombang suara ultra keras yang bahkan bisa mendidihkan air sangat penting di bidang biologi dan ilmu material, terutama untuk menciptakan bahan yang lebih efisien.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya