Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Jamur merupakan tumbuhan imut yang sangat digemari dan sering ditampilkan di animasi maupun game populer. Namun sepertinya jamur raksasa tak akan banyak digemari orang mengingat bahaya yang dapat ditimbulkannya.
Warga di sebuah kota kecil Amarillo, Texas, Amerika Serikat awalnya dibuat takjub dengan kedatangan awan kumulonimbus berbentuk jamur raksasa.
Di dekat stadion pinggir kota, beberapa orang terlihat sibuk menjepret pemandangan yang tak biasa. Mereka dibuat sibuk oleh sebuah awan yang berbentuk jamur raksasa.
Meski pada sore hari terlihat cerah, namun keberadaan awan itu langsung mengubah kondisi cuaca 180 derajat.
Baca Juga
Seorang netizen dengan akun bernama Tyler Lenz membagikan sebuah pemandangan yang menakjubkan mengenai awan kumulonimbus berbentuk jamur raksasa.
Awan kumulonimbus adalah awan vertikal yang menjulang tinggi dan mengandung banyak badai petir.
Ia terbentuk dari uap air yang didorong ke atas oleh arus udara yang sangat kuat.
Badai petir dan cuaca buruk lainnya seperti tornado dapat dihasilkan berkat keberadaan awan ini. Kumulonimbus terbentuk pada ketinggian 200 hingga 4.000 meter.
Puncaknya biasanya mencapai hingga 12 ribu meter. Berdasarkan catatan ilmuwan, awan kumulonimbus terekstrem memiliki tinggi 21 ribu meter.
Meski sore hari terlihat cerah, pada Selasa malam hari (12/06/2019) waktu setempat, ilmuwan melalui badan berwenang setempat langsung mengeluarkan peringatan.
Dikutip dari Weather, Layanan Cuaca Nasional di Texas langsung mengeluarkan peringatan badai petir hebat pada pukul 8.00 malam waktu setempat.
Untungnya, tidak ada laporan mengenai hujan es besar, angin merusak atau tornado setelah kemunculan jamur raksasa tersebut.
Sepertinya awan jamur ini lebih suka menampilkan gaya yang fotogenik dibandingkan sifat merusaknya.
Meski tidak ada laporan kerusakan, jika kita menemukan awan kumulonimbus berbentuk jamur raksasa seperti di atas, kita harus tetap waspada karena badai petir bisa menyerang secara acak.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apa Itu Awan Kumulonimbus? Bagaimana Proses Terjadinya?
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia