Jum'at, 29 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 24 Juni 2019 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sampah plastik yang ada di muka Bumi sepertinya sudah dalam tahap yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, ilmuwan menemukan sebuah fenomena aneh ketika plastik dan batu bahkan menyatu di pulau ini.

Ignacio Gestoso, seorang ilmuwan ahli ekologi kelautan yang bekerja di lembaga penelitian MARE (Marine and Environmental Research Center) menemukan sesuatu yang menakjubkan sekaligus miris.

Ia berhasil mengungkapkan fenomena aneh di pulau Madeira, Portugal.

Gestoso menemukan sebuah fenomena yang ia sebut sebagai "Plasticrust".

Fenomena itu memungkinkan plastik akan masuk ke dalam batuan dan mengerak menjadi satu.

Awalnya ia tak menyadari bahwa kunjungannya di tahun 2016 akan membuahkan penelitian baru.

Batu dan plastik mengeras menjadi satu. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)

Ia memperhatikan bercak-bercak biru di bebatuan seperti permen karet yang dicangkokkan ke dalam batu di pinggir pantai.

Dua tahun setelahnya, ia tetap menjumpai bercak-bercak biru yang menempel sehingga ia memutuskan untuk meneliti bersama ilmuwan lainnya.

Awal tahun 2019, ia dan rekan peneliti lainnya mengumpulkan beberapa sampel bebatuan.

Dalam penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Science Direct, ilmuwan mengungkapkan terdapat lapisan kimia yang melapisi 10 persen permukaan kerak bebatuan.

Fenomena Plasticrust. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)

Analisis kimia menemukan bahwa itu adalah polietilen, plastik yang sangat umum dan sering digunakan dalam kemasan sekali pakai.

"Kerak kemungkinan berasal dari tabrakan potongan besar plastik terhadap batuan pantai. Itu mengakibatkan zat plastik dapat mengeruk batu, seperti yang dilakukan oleh ganggang dan lumut," kata Gestoso dikutip dari Gizmodo.

Fenomena Plasticrust ini merupakan peringatan bagi manusia mengenai betapa tercemarnya kondisi lingkungan Bumi karena sampah plastik yang tidak terurus dengan baik.

BACA SELANJUTNYA

Bukan Lautan, Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Gunung Everest