Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Bukan sekadar mitos atau isapan jempol belaka, makhluk penghisap darah ternyata memang ada dan telah dikonfirmasi oleh ilmuwan. Namun santai saja, makhluk itu bukan vampir atau drakula, namun lebih kepada segerombolan kutu jahat yang membawa infeksi mematikan.
Segerombolan kutu kloning yang ganas diketahui telah membunuh seekor sapi di North Carolina, Amerika Serikat.
Disebut kutu kloning, karena mereka bisa memperbanyak diri mereka dengan bertelur hingga 2.000 klon kutu partenogenetik (tanpa kawin)
Sapi yang menjadi korban kutu kloning tersebut merupakan sapi kelima yang telah dicatat secara resmi oleh lembaga terkait.
Baca Juga
Peneliti menemukan bahwa kutu kloning membunuh sapi dengan metode "exsanguination" atau pengeringan dan penghisapan darah.
Sapi ditemukan mati dalam kondisi kekurangan darah dan terinfeksi penyakit.
Penyebab resmi kematian adalah anemia akut, yang biasanya dikaitkan dengan pendarahan hebat.
Pada bulan Juni 2019, peneliti penyakit menular di New York melaporkan kasus pertama spesies kutu yang terinfeksi menggigit manusia di AS.
Dr. Bobbi S. Pritt, seorang peneliti dan juga direktur Clinical Parasitology Laboratory di Mayo Clinic sangat mengkhawatirkan laporan itu terkait dengan beberapa alasan.
Ia telah menuliskan komentar dan pendapatnya dalam jurnal yang diterbitkan di Clinical Infectious Diseases.
Kutu kloning yang dipermasalahkan merupakan jenis spesies kutu bercangkang panjang Asia atau memiliki nama ilmiah Haemaphysalis longicornis.
Makhluk penghisap darah yang sama juga dikaitkan dengan kematian empat sapi di Surry County sejak tahun 2018.
Dikutip dari Arstechnica, Dr. Pritt khawatir terhadap hewan itu karena diketahui kutu penghisap darah bisa menyebarkan virus.
Kutu diketahui bisa menyebarkan virus SFTVS (Severe Fever with Thrombocytopenia Syndrome Virus), virus berbahaya yang mematikan.
SFTSV terkait dengan virus Heartland yang ditemukan di AS dan telah dilaporkan tingkat kematiannya hingga 30 persen.
Virus tersebut bahkan pernah menyerang China dan memakan korban jiwa 36 orang.
H. longicorni juga diketahui menularkan Rickettsia japonica, penyebab demam bercak Jepang.
"Sejauh ini, penyelidik kesehatan belum menemukan kutu yang menyimpan kuman dan virus tersebut. Tetapi ada risiko bahwa pada suatu titik mereka dapat membawanya," komentar Dr Pritt.
Mungkin manusia di AS masih belum terlalu khawatir dengan makhluk penghisap darah ini, namun para peternak tetap waspada karena kutu kloning tersebut bisa menyerang hewan berharga mereka kapan saja.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Tips Beli Kambing untuk Kurban Online Lewat Ecommerce Biar Nggak Kena Tipu
-
Deretan Penyakit yang Rentan Menyerang Hewan Kurban, Wajib Diwaspadai
-
Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?
-
Duh Anjing Ini Bisa-bisanya Kecanduan Alkohol, Dokter Hewan pun Sampai Turun Tangan
-
Amerika Serikat Hadapi Invasi Babi Super, Bikin Pemburu Keteteran
-
Seabrek Fakta Sains tentang Capybara: Doyan Makan Tebu, Bisa Kena Rabies dan TBC
-
Dikenal Santuy, Capybara Ternyata Punya Banyak Musuh Alami: Ini Sederet Fakta Uniknya
-
Apa Makanan Buaya? Hewan Purba yang Bisa Telan 3 Kg Daging Per Hari
-
5 Fakta Menarik Buaya, Bisa Makan Tanpa Mengunyah Padahal Giginya Kuat
-
Lihat Hewan Imut Ini Doyan Camilan, Netizen: Ya Ampun, Unyu Banget